Akuntansi Musyarakah dalam PSAK 106



Akuntansi Musyarakah dalam PSAK 106

Definisi Akad Musyarakah

Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan 106: Akuntansi Musyarakah (PSAK 106) pertama kali dikeluarkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia (DSAK IAI) pada 27 Juni 2007. PSAK ini menggantikan ketentuan terkait penyajian laporan keuangan syariah dalam PSAK 59: Akuntansi Perbankan Syariah yang dikeluarkan pada 1 Mei 2002.


Musyarakah adalah akad kerjasama antara dua pihak atau lebih untuk suatu usaha tertentu, di mana masing-masing pihak memberikan kontribusi dana dengan ketentuan bahwa keuntungan dibagi berdasarkan kesepakatan sedangkan kerugian berdasarkan porsi kontribusi dana. Dana tersebut meliputi kas atau aset nonkas yang diperkenankan oleh syariah.


PSAK 106 juga memberikan ketentuan pengakuan akuntansi untuk mitra aktif dan mitra pasif, pada saat akad, selama akad, dan saat akhir akad.


Pernyataan ini juga memberikan ketentuan minimum penyajian bagi mitra aktif dan mitra pasif. Untuk mendukung transparansi pelaporan transaksi Mitra mengungkapkan hal-hal yang terkait transaksi musyarakah, seperti isi kesepakatan utama usaha musyarakah, pengelola usaha, dan pengungkapan sesuai PSAK 101: Penyajian Laporan Keuangan.


Dalam musyarakah para pihak sama-sama menyediakan modal untuk membiayai usaha tertentu, baik yang sudah berjalan maupun yang baru akan dilaksanakan. Semua modal disatukan untuk dijadikan modal proyek musyarakah dan dikelola bersama-sama. Setiap pemilik modal berhak turut serta dalam menentukan kebijakan usaha yang dijalankan oleh pelaksana proyek. Selanjutnya salah satu pihak (mitra usaha) dapat mengembalikan modal yang diterima tersebut berikut bagi hasil yang telah disepakati secara bertahap atau sekaligus kepada mitra kerjanya. Pembiayaan musyarakah dapat diberikan dalam bentuk kas, setara kas atau aktiva non kas, termasuk aktiva tidak berwujud, seperti lisensi dan hak paten.


Laba musyarakah dibagi di antara para pihak, baik secara proporsional sesuai besarnya modal yang disetorkan (berupa kasa maupun aktiva lainnya) atau sesuai nisbah yang disepakati oleh para pihak. Sedangkan rugi dibebankan secara proporsional sesuai dengan besarnya modal yang disetorkan.


Pembiayaan Musyarakah hampir sama dengan Pembiayaan Mudharabah Musytarakah, perbedaannya dapat dilihat pada karakteristiknya dalam jenis Musyarakah.


DAFTAR ISI:

Jenis - jenis Musyarakah berdasarkan sifatnya:

1. Musyarakah bersifat permanen.

Dalam musyarakah permanen,bagian modal setiap pihak ditentukan sesuai akad dan jumlahnya tetap hingga akhir masa akad.


2. Musyarakah bersifat menurun.

Sedangkan dalam musyarakah menurun, bagian modal salah satu pihak (misalkan bank) akan dialihkan secara bartahap kepada mitra usaha sehingga bagian modal pihak pertama akan menurun dan pada akhir masa akad pihak kedua akan menjadi pemilik usaha tersebut.


Dalam perjanjian kemitraan pada pembiayaan musyarakah, ada rukun-rukun yang harus dipenuhi, yaitu adanya pihak yang berakad, objek akad (proyek atau usaha dan modal kerja) serta shigat atau ucapan ijab qabul.


Menurut syariah, musyarakah dibagi menjadi dua jenis, yaitu: 

1. Musyarakah al-milk (kepemilikan).

Musyarakah kepemilikan tercipta karena suatu kondisi (misal memperoleh warisan atau kondisi lainnya) yang berakibat pemilikan

bersama suatu aset oleh atau dua orang atau lebih, tanpa membuat perjanjian kemitraan yang resmi. Dalam musyarakah ini, kepemilikan dua orang atau lebih berbagi dalam sebuah aset nyata dan berbagi pula dari keuntungan yang dihasilkan aset tersebut.


2. Musyarakah ‘uqud (kontrak).

Musyarakah kontrak tercipta dengan kesepakatan di mana dua orang atau lebih setuju bahwa tiap orang dari mereka memberikan modal musyarakah dan berbagi keuntungan dan kerugian. Dengan kata lain bahwa para pihak dengan sengaja dan sukarela membuat suatu perjanjian.


Dalam banyak buku fiqh, syirkah ‘ukud dibagi dalam beberapa jenis yaitu:

- Syirkah al-‘Inan.

Adalah kontrak kerja sama antara dua orang atau lebih, di mana setiap pihak memberikan suatu porsi dari keseluruhan dana dan berpartisipasi dalam kerja. Kedua pihak berbagi dalam keuntungan dan kerugian sebagaimana yang disepakati antara mereka. Akan tetapi, porsi masing-masing pihak, baik dalam dana maupun kerja atau bagi hasil, tidak harus sama dan identik sesuai dengan kesepakatan mereka. Mayoritas ulama membolehkan syirkah ini.


- Syirkah Mufawadhah.

Adalah kerja sama antara dua orang atau lebih, di mana setiap pihak memberikan suatu porsi dari keseluruhan dana dan berpartisipasi dalam kerja. Setiap pihak membagi keuntungan dan kerugian secara sama. Dengan demikian, syarat utama dari jenis al-musyarakah ini adalah kesamaan dana yang diberikan, kerja, tanggung jawab dan beban utang dibagi oleh masing-masing pihak.


- Syirkah A’maal.

Adalah kontrak kerja sama dua orang seprofesi untuk menerima pekerjaan bersama dan berbagi keuntungan dari pekerjaan itu. Para pihak menyumbangkan keahlian dan tenaganya tanpa memberikan modal. Misalnya, kerja sama dua orang arsitek untuk menggarap sebuah proyek, atau kerja sama dua orang penjahit untuk menerima order pembuatan seragam sebuah kantor. Syirkah ini kadang-kadang disebut syirkah abdan.


- Syirkah Wujuh.

Adalah kontrak antara dua orang atau lebih yang memiliki keahlian dan reputasi yang baik serta ahli dalam bisnis. Mereka membeli barang secara kredit dari suatu perusahaan dan menjual barang tersebut secara tunai. Mereka berbagi dalam keuntungan dan kerugian berdasarkan jaminan kepada penyuplai yang disediakan oleh tiap mitra. Jenis syirkah ini tidak memerlukan modal karena pembelian secara kredit berdasarkan pada jaminan tersebut.


Aplikasi dalam Perbankan:

a. Pembiayaan proyek.

Musyarakah biasanya diaplikasikan untuk pembiayaan proyek di mana nasabah dan bank sama-sama menyediakan dana untuk membiayai proyek tersebut. Setelah proyek itu selesai, nasabah mengembalikan dana tersebut bersama bagi hasil yang telah disepakati untuk bank.


b. Modal Ventura.

Pada lembaga keuangan khusus yang dibolehkan melakukan investasi dalam kepemilikan perusahaan adalah musyarakah yang diterapkan dalam skema modal ventura. Penanaman modal ini dilakukan untuk jangka waktu tertentu, dan setelah itu dana tersebut dikembalikan bersama bagi hasil yang telah disepakati untuk bank.

………

Back to Content ↑

Dasar Akuntansi

Yaitu PSAK Nomor 106 yang mengatur tentang akuntansi musyarakah, dan merupakan penyempurnaan dari PSAK Nomor 59 tentang akuntansi perbankan syariah yang mengatur mengenai musyarakah. Penjelasannya adalah:

- PSAK 106 berlaku untuk entitas yang melakukan transaksi musyarakah baik sebagai mitra aktif dan mitra pasif.

- Sistematika penulisan secara garis besar disusun dengan memisahkan akuntansi untuk mitra aktif dan akuntansi untuk mitra pasif dalam transaksi musyarakah.

- Kewajiban bagi mitra aktif untuk membuat catatan akuntansi terpisah atas usaha musyarakah yang dilakukan.

- Pada bagian pengakuan dan pengukuran untuk entitas sebagai mitra aktif, penyempurnaan dilakukan untuk satu pengukuran pada akad atas penyetoran investasi musyarakah. Aset non-kas diukur sebesar nilai wajar, sedangkan penerimaan dana musyarakah dari mitra pasif di akui sebagai dana musyarakah dan di sisi lain diakui syirkah temporer (penerimaan dana).

- Pada bagian pengakuan dan pengukuran untuk entitas sebagai mitra pasif, penyempurnaan dilakukan untuk:


(1) Pengukuran pada saat penerimaan investasi musyarakah aset non kas sebesar nilai wajar.

(2) Keuntungan tangguhan dari selisih penilaian aset non kas diserahkan pada nilai wajar disajikan sebagai pos lawan dari investasi musyarakah. 


Jurnal mitra aktif atas penerimaan aset non kas dan penilaiannya terhadap harga pasar (nilai wajar):


Dr - Aset Musyarakah -

        Aset Non Kas     xxx

Cr/Dr - Ekuitas -

             Penghasilan

             Komprehensive Lainnya -

             Keuntungan (Kerugian)

             Penilaian Aset Non Kas pada

             Investasi Musyarakah    xxx

Cr -      Utang Musyarakah -

             Penerimaan Aset Non Kas/

             Ekuitas -

             Modal Musyarakah         xxx


Catatan: Pencatatan penerimaan aset non kas dalam investasi musyarakah tergantung pada kesepakatan dalam perrjanjian, bisa dalam bentuk pembayaran aset (pos kredit adalah utang musyarakah) atau pengembalian aset (pos kredit adalah modal musyarakah) bersamaan dengan pembagian hasil. Dalam hal aset menjadi modal musyarakah disebut dalam Musyarakah al-milk (kepemilikan).


Jurnal mitra aktif atas penerimaan aset berupa uang kas:


Dr - Bank xxx

Cr -     Utang Musyarakah -

            Penerimaan Uang Kas/

            Ekuitas -

            Modal Musyarakah         xxx

………

Back to Content ↑

Pencatatan Akuntansi

Akuntansi Mitra Aktif pada saat akad:

#. Investasi musyarakah diakui pada saat menyisihkan kas atau aset non-kas untuk usaha musyarakah.


Jurnal pada non LKS saat penyerahan aset non kas:


Dr - Akumulasi

        Penyusutan  xxx

Cr -     Aset Musyarakah  xxx


Dr - Investasi

        Musyarakah  xxx

Cr/Dr - Pendapatan -

              Keuntungan (Kerugian)

              Penyerahan Aset

              Musyarakah             xxx

Cr -       Aset Musyarakah    xxx


Jurnal pada non LKS saat penyisihan atau penyerahan uang kas:


Dr - Investasi

        Musyarakah  xxx

Cr -    Bank               xxx

              

Pengukuran investasinya adalah sebagai berikut:

#. Dalam bentuk kas dinilai sebesar jumlah yang disisihkan.

#. Dalam bentuk aset non-kas dinilai sebesar nilai wajar dan jika terdapat selisih antara nilai wajar dan nilai buku aset non-kas, maka selisih tersebut diakui sebagai selisih penilaian aset musyarakah dalam ekuitas.


Selisih kenaikan aset musyarakah diamortisasi selama masa akad musyarakah. Aset tetap musyarakah yang telah dinilai sebesar nilai wajar yang disusutkan dengan jumlah penyusutan yang mencerminkan:

#. Penyusutan yang dihitung dengan historical 

    cost models ditambah dengan,

#. Penyusutan atas kenaikan nilai aset karena 

    penilaian kembali saat penyisihan aset non kas 

    untuk usaha musyarakah.


Jurnal penerimaan aset non-kas dan pencatatan penyusutan bagi mitra aktif:


Dr - Aset Musyarakah -

        Aset Non Kas xxx

Cr/Dr - Ekuitas -

              Penghasilan

              Komprehensive Lainnya -

              Keuntungan (Kerugian)

              Penilaian Aset Non Kas pada

              Investasi Musyarakah    xxx

Cr -       Utang Musyrakah -

              Penerimaan Aset Non Kas/

              Ekuitas -

              Modal Musyarakah         xxx


Dr - Beban

        Penyusutan  xxx

Cr -   Akumulasi

         Penyusutan    xxx


Apabila proses penilaian pada nilai wajar menghasilkan penurunan nilai aset, maka penurunan nilai ini langsung diakui sebagai kerugian.


Jurnal pada non LKS saat terjadi penurunan aset:


Dr - Kerugian penurunan

        nilai aset keuangan

        (impairment) -

        Pembiayaan Bagi Hasil

        Musyarakah   xxx

Cr -    Investasi

           Musyarakah     xxx


Biaya yang terjadi akibat akad musyarakah tidak dapat diakui sebagai investasi musyarakah kecuali ada persetujuan dari seluruh mitra musyarakah, misalnya biaya notaris.


Jurnal hal biaya akad tidak disetujui sebagai bagian dari investasi:


Dr -  Beban Lainnya -

         Biaya Notaris   xxx

Cr -       Kas                   xxx


Jurnal dalam hal biaya akad disetujui sebagai bagian dari investasi:


Dr - Investasi

        Musyarakah  xxx

Cr -     Giro pada BI   xxx


Penerimaan dana musyarakah dari mitra pasif diakui sebagai investasi musyarakah dan disisi lain sebagai dana syirkah temporer sebesar:


#. Dana dalam bentuk kas dinilai sebesar jumlah yang diterima.

Jurnal mitra aktif atas penerimaan aset berupa uang kas:


Dr - Bank  xxx

Cr -     Utang Musyarakah -

            Penerimaan Uang Kas/

            Ekuitas - Modal

            Musyarakah  xxx


#. Dana dalam bentuk aset non kas di nilai sebesar nilai wajar dan disusutkan selama masa akad apabila aset tersebut tidak akan dikembalikan kepada mitra pasif. (Catatan: Jurnal telah dijabarkan pada bagian atas).


Selama Akad Berlangsung

Pengembalian dana pada mitra usaha atas investasi musyarakah diakhir akad, dinilai sebesar jumlah kas yang disisihkan dan nilai tercatat aset musyarakah non-kas, di mana:

#. Jumlah kas yang disisihkan untuk usaha musyarakah pada awal akad dikurangi dengan kerugian.


Jurnal:


Dr - Utang Musyarakah/

        Ekuitas - Modal

        Musyarakah               xxx

Dr - Kerugian penurunan

        nilai aset keuangan

        (impairment) -

        Pembiayaan Bagi

        Hasil Musyarakah     xxx

Cr -       Bank                           xxx


#. Nilai tercatat aset musyarakah non-kas pada saat penyisihan untuk usaha musyarakah setelah dikurangi penyusutan dan kerugian.


Jurnal aset musyarakah setelah dikurangi akumulasi penyusutan dan kerugian:


Dr - Akumulasi Penyusutan  xxx

Dr - Kerugian penurunan

        nilai aset keuangan

        (impairment) -

        Pembiayaan Bagi

        Hasil Musyarakah             xxx

Cr -       Aset Musyarakah -

              Aset Non Kas                   xxx


Jurnal penyisihan Utang Musyarakah (dalam hal akad penyerahan aset harus dibayar):


Dr - Utang

        Musyarakah  xxx

Cr -       Bank            xxx


Jurnal pembayaran Aset Musyarakah (dalam hal akad penyerahan aset menjadi modal (pos kredit), di mana aset telah dikurangi akumulasi penyusutan dan kerugian penurunan nilai) dalam Musyarakah al-milk (kepemilikan):


Dr - Ekuitas -

        Modal

        Musyarakah                        xxx

Cr -       Ekuitas Lainnya -

              Selisih Aset Musyarakah   

              Setelah Akumulasi

              Penyusutan                       xxx

Cr/Dr -  Keuntungan (Kerugian)

              Penyerahan Aset 

              Musyarakah                       xxx     

Cr -       Bank                                    xxx


Dr - Aset Tetap -

        Aset Non Kas     xxx

Cr/Dr- Ekuitas Lainnya -

            Selisih Aset Musyarakah

            Setelah Keuntungan

            (Kerugian)           xxx

Cr -     Aset

            Musyarakah        xxx


Pada Saat Akad Berakhir dengan Pengakuan Kewajiban

Pada saat akad diakhiri, investasi musyarakah yang belum dibayarkan kepada mitra pasif diakui sebagai kewajiban.


Jurnal dalam hal penyerahan aset menjadi modal dalam Musyarakah al-milk (kepemilikan):


Dr - Beban Bagi Hasil -

        Akad Musyarakah           xxx

Dr - Ekuitas -

        Modal Musyarakah.        xxx

Cr -       Ekuitas Lainnya -

              Selisih Aset Musyarakah

              Setelah Akumulasi

              Penyusutan                     xxx

Cr/Dr -  Keuntungan (Kerugian)

              Penyerahan Aset 

              Musyarakah                     xxx     

Cr -       Utang

              Musyarakah                     xxx


Saat penyerahan aset kembali dalam Musyarakah al-milk (kepemilikan):


Dr - Utang

        Musyarakah  xxx

Cr -     Aset Musyarakah   xxx


Catatan: Kredit Aset Musyarakah sebelumnya telah dikurangi dengan Akumulasi Penyusutan dan Kerugian yang telah terjadi.


Jurnal pembayaran utang (Modal Musyarakah dan Beban Bagi Hasil):

Dr - Utang

        Musyarakah   xxx

Cr -     Bank               xxx

………

Back to Content ↑

Akuntansi Mitra Pasif pada saat akad:

#. Investasi musyarakah diakui pada saat menyisihkan kas atau aset non-kas untuk usaha musyarakah kepada mitra aktif.


Jurnal pada LKS saat penyerahan aset non kas:


Dr - Pembiayaan Bagi Hasil:

        b. Musyarakah    xxx

Cr/Dr - Pendapatan

              Operasional Lainnya -

              Keuntungan penjualan aset:

              iii. Aset Musyarakah/

              Beban Operasional

              Lainnnya -

              Kerugian penurunan

              nilai aset keuangan

              (impairment) -

              iii. Pembiayaan Bagi Hasil -

              Musyarakah           xxx

Cr -       Aset Lainnya -

              Aset Musyarakah

              Non Kas                  xxx


Jurnal pada LKS saat penyisihan atau penyerahan uang kas:


Dr - Pembiayaan Bagi Hasil:

        b. Musyarakah   xxx

Cr -      Giro pada BI      xxx


#. Investasi musyarakah non kas yang diukur dengan nilai wajar aset yang diserahkan akan berkurang nilainya sebesar beban penyusutan atas aset yang diserahkan. Jurnal:


Dr - Akumulasi Penyusutan  xxx

Cr -    Aset Lainnya -

           Aset Non Kas                     xxx


#. Biaya yang terjadi akibat akad musyarakah tidak dapat diakui sebagai bagian investasi musyarakah kecuali ada persetujuan dari seluruh mitra musyarakah, misalnya beban notaris.


Selama Akad Berlangsung

Pengembalian dana atau aset pada mitra usaha atas investasi musyarakah di akhir akad, dinilai sebesar:

#. Jumlah kas yang dibayarkan untuk usaha musyarakah pada awal akad dikurangi dengan kerugian, atau

#. Nilai tercatat aset musyarakah non-kas pada saat penyerahan untuk usaha musyarakah setelah dikurangi penyusutan dan kerugian (Pencatatan penyusutan dilakukan oleh Mitra Aktif).

#. Investasi musyarakah dinilai sebesar jumlah kas yang dibayarkan untuk usaha musyarakah pada awal akad dikurangi jumlah pengembalian dari mitra aktif dan kerugian.


Jurnal pada LKS saat terjadi penurunan aset:

Dr - Kerugian penurunan

        nilai aset keuangan

        (impairment) -

        iii. Pembiayaan Bagi Hasil -

             Musyarakah xxx

Cr -       Pembiayaan Bagi Hasil:

              b. Musyarakah    xxx


Pada Saat Akad Berakhir

Pada saat akad diakhiri, investasi musyarakah yang belum dikembalikan oleh mitra aktif diakui sebagai piutang.


Jurnal:


Dr - Pembiayaan Bagi Hasil:

        c. Lainnya -

            Piutang Musyarakah

            Jatuh Tempo      xxx

Cr/Dr - Pendapatan

             Operasional Lainnya -

             Keuntungan penjualan aset:

             iii. Aset Musyarakah/

             Beban Operasional

             Lainnnya -

             Kerugian penurunan

             nilai aset keuangan

             (impairment) -

             iii. Pembiayaan Bagi Hasil -

                  Musyarakah       xxx

Cr -      Pembiayaan Bagi Hasil:

             b. Musyarakah        xxx

Cr -      Pendapatan Penyaluran

             Dana:

             ii. Pendapatan dari Bagi Hasil:

                  - Musyarakah     xxx


Pengakuan dan Pengukuran Awal Pembiayaan Musyarakah

Pembiayaan musyarakah diakui pada saat pembayaran tunai atau penyerahan aktiva non-kas kepada mitra musyarakah. Pengukuran pembiayaan musyarakah pada awal akad adalah sebagai berikut:

#. Kas dinilai sebesar jumlah dibayarkan.

#. Aktiva non kas dinilai sebesar nilai wajar dan jika terdapat selisih antara nilai wajar dan nilai buku aktiva non-kas, maka selisih tersebut harus diakui sebagai keuntungan atau kerugian bank pada saat penyerahan. Jurnal seperti penjabaran di atas.

#. Biaya yang terjadi akibat akad musyarakah (misalnya biaya studi kelayakan atau notaris) tidak dapat diakui sebagai bagian pembiayaan musyarakah, kecuali ada persetujuan dari seluruh mitra musyarakah.


Jurnal hal biaya akad tidak disetujui sebagai bagian dari investasi:


Dr -  Beban Lainnya -

         Biaya Notaris   xxx

Cr -      Kas                    xxx


Jurnal dalam hal biaya akad disetujui sebagai bagian dari investasi:


Dr - Pembiayaan Bagi Hasil:

        b. Musyarakah -

            Biaya Notaris     xxx

Cr -     Giro pada BI/

            Kas                           xxx


Pembiayaan Musyarakah Setelah Akad

Dalam pembiayaan musyarakah permanen, dinilai sebesar historis setelah dikurangi kerugian (jika ada). Sedangkan dalam musyarakah menurun, kriteria pengukurannya adalah:

#. Dinilai sebesar historis dikurangi bagian pembiayaan bank yang telah dikembalikan mitra (harga jual wajar) dan kerugian.

#. Selisih nilai historis dan nilai wajar bagian pembiayaan yang

dikembalikan diakui sebagai keuntungan atau kerugian bank pada periode berjalan.


Akad yang diakhiri sebelum jatuh tempo, saat pengembalian seluruh atau sebagian modal, selisih nilai historis dan nilai pengembaliannya diakui sebagai laba sesuai nisbah yang disepakati atau rugi sesuai dengan porsi modal mitra. Sedangkan akad yang diakhiri, namun pembiayaan belum dikembalikan oleh mitra, diakui sebagai piutang jatuh tempo kepada mitra.


Laba diakui pada periode terjadinya sesuai dengan nisbah bagi hasil yang telah disepakati.


Rugi diakui pada periode terjadinya kerugian tersebut dan mengurangi pembiayaan musyarakah.


Apabila dalam pembiayaan musyarakah menggunakan metode bagi laba (profit sharing) dimana periode sebelumnya terjadi kerugian, maka keuntungan yang diperoleh pada periode tersebut harus dialokasikan terlebih dahulu untuk memulihkan pengurangan modal akibat kerugian pada periode sebelumnya.


Jurnal pengembalian aset musyarakah oleh mitra aktif, dan pendapatan yang dibagihasilkan [Musyarakah al-milk] kepada LKS:


Dr - Aset Lainnya -

        Aset Musyarakah

        Non Kas  xxx

Cr/Dr - Pendapatan

             Operasional Lainnya -

             Keuntungan penjualan aset:

             iii. Aset Musyarakah/

             Beban Operasional

             Lainnnya -

             Kerugian penurunan

             nilai aset keuangan

             (impairment) -

             iii. Pembiayaan Bagi Hasil -

             Musyarakah           xxx

Cr -      Pembiayaan Bagi Hasil:

             b. Musyarakah       xxx


Dr - Giro

        pada BI   xxx

Cr -     Pendapatan Penyaluran Dana:

            ii. Pendapatan dari Bagi Hasil:

                - Musyarakah    xxx


Jurnal pembayaran Kas atau Aset Musyarakah oleh mitra aktif, dan pendapatan yang dibagihasilkan kepada LKS:


Dr - Giro

        pada BI xxx

Cr/Dr - Pendapatan

              Operasional Lainnya -

              Keuntungan penjualan aset:

              iii. Aset Musyarakah/

              Beban Operasional

              Lainnnya -

              Kerugian penurunan

              nilai aset keuangan

              (impairment) -

              iii. Pembiayaan Bagi Hasil -

                   Musyarakah       xxx

Cr -       Pembiayaan Bagi Hasil:

              b. Musyarakah        xxx

Cr -       Pendapatan Penyaluran

              Dana:

              ii. Pendapatan dari Bagi Hasil:

                  - Musyarakah      xxx

………

Back to Content ↑

Ilustrasi - Akad Musyarakah Aset Non Kas [Revenue Sharing]

Bank BCA Syariah memiliki 20 Unit mesin bubut, yang ditariknya dari akad pembiayaan murabahah dari nasabah yang tidak dapat menyelesaikan kewajibannya tanpa disertai jaminan sebelumnya.


Pada tanggal 31 Januari 2018, Bank BCA Syariah sepakat untuk melakukan penyerahan aset musyarakah berupa 20 Unit Mesin Bubut kepada PT. Artha Pratama, dengan historical cost sebagai berikut:

- Harga Perolehan:

  Rp. 1.700.000.000 

  (Rp. 85.000.000 x 20 Unit)

- Nilai Akumulasi Penyusutan selama setahun: 

  Rp. 212.500.000 

- Masa Manfaat: 

  8 tahun (Tarif 12,5%)

- Metode Penyusutan:

  Garis Lurus (Straight Line Method)

- Penyerahan Aset dilakukan pada tanggal:

  1 Febuari 2019

- Harga Pasar saat Penyerahan:

  Rp. 1.500.000.000


Nisbah yang disepakati adalah (60:40) dari pendapatan yang dibagihasilkan selama 5 tahun. Pendapatan dari bengkel bubut selama setahun sebesar Rp. 15.000.0000.000 di tahun 2018, dan biaya perbaikan mesin sebesar Rp. 200.000.000 disepakati menjadi penambah pembiayaan bagi Bank BCA Syariah (tertanggal 2 Agustus 2018), serta hilangnya suku cadang atau spare part mesin bubut sebesar Rp. 50.000.000 menjadi pengurang nilai pembiayaan bagi Bank. Bagi Hasil Revenue Sharing dilakukan setiap akhir tahun. Total Investasi PT. Artha Pratama Rp. 5.000.000.000.


Penandatanganan notaris atas akad musyarakah dilakukan pada tanggal 1 Maret 2018 dengan biaya Rp. 5.000.000 disepakati menjadi biaya Bank (bukan penambah akad pembiayaan).


Asumsi:


#. Pertama: Akad Musyarakah bersifat permanen, di mana pada 31 Desember 2022 Aset Musyarakah berupa mesin bubut dikembalikan kepada Bank BCA Syariah dengan harga pasar Rp. 700.000.000 dengan akumulasi penyusutan sebesar Rp. 937.500.000 dan pendapatan yang dibagihasilkan sebesar Rp. 20,000,000,000. Total nilai Investasi PT. Artha Pratama menjadi Rp. 8.000.000.000.


#. Kedua: Akad Musyarakah bersifat menurun, di mana pada 31 Desember 2022 Aset Musyarakah berupa mesin bubut menjadi milik PT. Artha Pratama dan pendapatan yang dibagihasilkan sebesar Rp. 20,000,000,000  Total nilai Investasi PT. Artha Pratama menjadi Rp. 8.000.000.000. Harga pasar penyerahan aset sebesar Rp. 700.000.000, dengan akumulasi penyusutan sebesar Rp. 937.500.000.


Penyelesaian:


Tanggal 31 Januari 2018:

Dr - Fasilitas Pembiayaan

        Kepada Nasabah Yang

        Belum Ditarik:

        a. Commited:

            i. Rupiah  1.500.000.000


Tanggal 1 Febuari 2019:

Cr - Fasilitas Pembiayaan

        Kepada Nasabah Yang

        Telah Ditarik:

        a. Commited:

            i. Rupiah  1.500.000.000


Dr - Akumulasi

        Penyusutan    212.500.000

Cr -   Aset Lainnya -

          Mesin Bubut        212.500.000


Dr - Pembiayaan Bagi Hasil:

        b. Musyarakah   1.500.000.000

Cr -     Pendapatan

            Operasional Lainnya -

            Keuntungan penjualan aset:

            iii. Aset

                 Musyarakah         12.500.000

Cr -     Aset Lainnya -

            Mesin Bubut       1.487.500.000


Tanggal 1 Maret 2018 - Biaya Notaris:

Dr -  Beban Lainnya -

         Biaya Notaris   5.000.000

Cr -       Kas                   5.000.000


Tanggal 2 Agustus 2018 - Biaya Perbaikan Mesin:

Dr - Pembiayaan Bagi Hasil:

        b. Musyarakah -

            Reparasi

            Mesin Bubut   200.000.000

Cr -      Giro pada BI          200.000.000


Tanggal 31 Desember 2018 - Bagi Hasil Revenue Sharing:

(Rp. 1.500.000.000/Rp. 6.500.000.000) x 

Rp. 15,000,000,000 x 60% = Rp. 2.076.923.080


Dr - Giro

        pada BI  2.076.923.080

Cr -    Pendapatan Penyaluran Dana:

           ii. Pendapatan dari Bagi Hasil:

                - Musyarakah   2.076.923.080


Tanggal 31 Desember 2022:


Asumsi Pertama:

Bagi Hasil Revenue Sharing:

(Rp. 1.500.000.000/Rp. 9.500.000.000) x 

Rp. 20,000,000,000 x 60% = Rp. 1.894.736.840


Dr - Giro

        pada BI  1.894.736.840

Cr -    Pendapatan Penyaluran Dana:

           ii. Pendapatan dari Bagi Hasil:

               - Musyarakah    1.894.736.840


Penyerahan Mesin Bubut kepada Bank BCA Syariah:

Dr - Aset Lainnya -

        Mesin Bubut          700.000.000

Dr - Beban Operasional

        Lainnnya -

        Kerugian penurunan

        nilai aset keuangan

        (impairment) -

        iii. Pembiayaan Bagi Hasil -

             Musyarakah    1.000.000.000

Cr -       Pembiayaan Bagi Hasil:

              b. Musyarakah        1.700.000.000


Asumsi Kedua:

Jurnal Bagi Hasil Revenue Sharing sama seperti di atas, sedangkan pembayaran aset mesin bubut kepada BCA Syariah dinilai sebesar harga pasar.


Dr - Giro

        pada BI                    700.000.000

Dr - Beban Operasional

        Lainnnya -

        Kerugian penurunan

        nilai aset keuangan

        (impairment) -

        iii. Pembiayaan Bagi Hasil -

             Musyarakah    1.000.000.000

Cr -    Pembiayaan Bagi Hasil:

           b. Musyarakah          1.700.000.000

………


Jurnal pada Mitra Aktif - PT. Artha Cemerlang:


Tanggal 1 Febuari 2018:

Dr - Aset

        Musyarakah  1.500.000.000

Cr -    Ekuitas -

           Modal

           Musyarakah      1.500.000.000


Atau ————


Dr - Aset

        Musyarakah 1.700.000.000

Cr -    Ekuitas -

           Penghasilan

           Komprehensive Lainnya -

           Keuntungan (Kerugian)

           Penilaian Aset Non Kas

           pada Investasi

           Musyarakah       200.000.000

Cr -    Ekuitas -

           Modal

           Musyarakah     1.500.000.000


Tanggal 2 Agustus 2018 - Biaya Perbaikan Mesin:

Dr - Aset Musyarakah -

       Reparasi

       Mesin Bubut  200.000.000

Cr -    Ekuitas -

          Modal

          Musyarakah     200.000.000


Tanggal 31 Desember 2018 - Bagi Hasil Revenue Sharing:

(Rp. 1.500.000.000/Rp. 6.500.000.000) x 

Rp. 15,000,000,000 x 60% = Rp. 2.076.923.080


Dr - Beban Bagi Hasil

        Revenue -

        BCA Syariah    2.076.923.080

Cr -     Bank                 2.076.923.080


Tanggal 31 Desember 2022 - Asumsi Pertama:


Bagi Hasil Revenue Sharing:

(Rp. 1.500.000.000/Rp. 9.500.000.000) x 

Rp. 20,000,000,000 x 60% = Rp. 1.894.736.840


Dr - Beban Bagi Hasil

        Revenue Sharing  -

        BCA Syariah   1.894.736.840

Cr -     Bank                1.894.736.840


Penyerahan Mesin Bubut kepada Bank BCA Syariah:

Dr - Akumulasi

        Penyusutan  937.500.000

Cr-      Aset -

            Musyarakah    937.500.000


Dr - Ekuitas -

        Modal

        Musyarakah   1.700.000.000

Cr -     Ekuitas Lainnya -

            Selisih Aset Musyarakah

            Setelah Akumulasi

            Penyusutan      937.500.000

Cr -     Aset -

            Musyarakah      762.500.000


Asumsi Kedua:

Jurnal Bagi Hasil Revenue Sharing sama seperti di atas, sedangkan pembayaran aset mesin bubut kepada BCA Syariah dinilai sebesar harga pasar.


Dr - Akumulasi

        Penyusutan  937.500.000

Cr-      Aset -

            Musyarakah    937.500.000


Dr - Ekuitas -

        Modal

        Musyarakah   1.700.000.000

Cr -     Ekuitas Lainnya -

            Selisih Aset Musyarakah

            Setelah Akumulasi

            Penyusutan       937.500.000

Cr -     Keuntungan (Kerugian)

            Penyerahan Aset

            Musyarakah         62.500.000

Cr -     Bank                    700.000.000


Dr - Aset Tetap -

        Mesin Bubut   700.000.000

Dr - Ekuitas Lainnya -

        Selisih Aset Musyarakah Setelah

        Keuntungan       62.500.000

Cr -    Aset

           Musyarakah          762.500.000


Catatan: Keuntungan dari penyerahan aset musyarakah (pembelian aset musyarakah) sebesar Rp. 62.500.000 merupakan objek pajak penghasilan.


#. Akad Terkait:

🚖 Murabahah

🚖 Ijarah

🚖 Istishna’

🚖 Qardh

🚖 Salam

🚖 Mudharabah


#. Artikel Terbaru:

Posting Komentar

0 Komentar