- ✏️ Sekilas tentang PSAK 69 (Agrikultur)
- ✏️ Ilustrasi - Aset Biologis: Lahan Perkebunan Kelapa Sawit,
- Produk Agrikultur: Tandan Buah Segar, Produksi:
- Minyak Kelapa Sawit, Minyak Inti Kelapa Sawit, dan Turunannya:
- 📚 Transaksi Pembelian Lahan Perkebunan Plasma
- 📚 Kontrak dengan Petani
- 📚 Pengembangan Lahan Perkebunan Plasma dan Perhitungan
- Penyusutan pada Saat Tanaman Belum Menghasilkan
- 📚 Panen Tandan Buah Segar
- 📚 Produksi Minyak Kelapa Sawit (CPO)
- 📚 Produksi Minyak Inti Sawit (PKO)
- 📚 Produksi Olein
- 📚 Laporan Harga Pokok Produksi (dalam ribuan rupiah)
- 📚 Aset Biologis Perkembangbiakan Sapi
- 📚 Serah Terima Perkebunan Plasma
Sekilas tentang PSAK 69 (Agrikultur)
PSAK 69 memberikan pengaturan akuntansi yang meliputi pengakuan, pengukuran, serta pengungkapan aktivitas agrikultur.
Secara umum ED PSAK 69 mengatur bahwa aset biologis dan produk agrikultur diakui saat memenuhi beberapa kriteria yang sama dengan kriteria pengakuan aset. Aset tersebut diukur pada saat pengakuan awal dan pada setiap akhir periode pelaporan keuangan pada nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual. Keuntungan atau kerugian yang timbul dari perubahan nilai wajar aset diakui dalam laba rugi periode terjadinya. Pengecualian diberikan apabila nilai wajar secara jelas tidak dapat diukur secara andal.
ED PSAK 69 berlaku efektif untuk periode tahun buku yang dimulai pada atau setelah tanggal 1 Januari 2017 dan dicatat sesuai dengan PSAK 25: Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi, dan Kesalahan. Penerapan dini diperkenankan. Entitas mengungkapkan fakta tersebut jika menerapkan opsi penerapan dini.
Ilustrasi - Aset Biologis: Lahan Perkebunan Kelapa Sawit, Produk Agrikultur: Tandan Buah Segar, Produksi: Minyak Kelapa Sawit, Minyak Inti Kelapa Sawit, dan Turunannya:
1. Transaksi Pembelian Lahan Perkebunan Plasma:
Tanggal 2 Januari 2018, PT. Nirmala Agro Lestari (entitas anak dari PT. Astra Agro Lestari) membeli lahan perkebunan plasma yang belum dikembangkan seluas 13.000 hektar seharga Rp. 65,000,000,000 di Kalimantan Tengah. Serta lahan perkebunan untuk dikembangkan sendiri seluas 20.000 hektar seharga Rp. 100,000,000,000. Sertifikat Lahan adalah Hak Guna Usaha (HGU).
Jurnal Penyelesaian (dalam ribuan rupiah):
Pembelian Lahan:
Dr - Perkebunan
Plasma Belum
Dikembangkan 65.000.000
Dr - Aset Biologis -
Lahan Inti
Perkebunan 100.000.000
Cr - Bank 165.000.000
-----------------
2. Kontrak dengan Petani:
Tanggal 10 Januari 2018, PT. Nirmala melakukan kontrak dengan petani A melalui perwakilannya yaitu Koperasi Mitra Sejahtera (KMS) untuk pengembangan kebun plasma dengan diakhiri dengan serah terima kebun seluas 60 hektar, dan petani wajib menjual hasil panennya kepada PT. Nirmala Agro Lestari dipotong cicilan dari total harga kebun, juga kontrak dengan petani lainnya.
Jurnal Penyelesaian (dalam ribuan rupiah):
Harga 1 ha = Rp. 5.000.000
Perkebunan Plasma Dalam Pengembangan =
Rp. 5.000.000 x 60 ha = Rp. 300.000.000
Perkebunan Plasma Belum Dikembangkan =
Rp. 5.000.000 x 12.940 ha = Rp. 64,700,000,000
Dr - Perkebunan
Plasma Dalam
Pengembangan 300.000
Cr - Perkebunan
Plasma Belum
Dikembangkan 300.000
-----------------
3. Pengembangan Lahan Perkebunan Plasma dan Perhitungan Penyusutan pada Saat Tanaman Belum Menghasilkan:
Tanggal 15 Januari 2018, Rincian biaya yang dikeluarkan untuk pengembangan lahan bagi Petani A:
- Biaya pembersihan lahan Petani A = Rp. 500.000 per ha x 60 ha.
- Pembelian bibit, di mana harga bibit (Pohon Kelapa Sawit) untuk usia 18 bulan harga sekitar = Rp. 30.000 per pokok pohon, di mana 1 ha lahan dapat ditanam 130 buah pohon kelapa sawit.
- Kebutuhan pupuk urea bulan berjalan sebanyak 65 kg untuk 130 pohon/ha. Harga perolehan pupuk urea per kg sebesar Rp. 5.000/kg. Biaya pupuk dipotong dari nilai persediaan, yaitu bahan pendukung.
- Biaya penyemprotan dan tenaga kerja sebesar Rp. 250.000/ha (penyemprotan dilakukan setiap 6 bulan sekali).
Asumsi: 👉 Perhitungan Biaya Kebun Kelapa Sawit.
Jurnal Penyelesaian (dalam ribuan rupiah):
Biaya Pembersihan Lahan Petani A:
Rp. 500.000 x 60 ha = Rp. 30.000.000
Pembelian Bibit Usia 18 bulan:
Rp. 30.000 x 130 Bibit x 60 ha = Rp. 234.000.000
Pupuk Urea:
Rp. 5.000 x 130 Bibit x 60 ha = Rp. 39.000.000
Biaya Penyemprotan dan Tenaga Kerja Langsung =
Rp. 250.000 x 60 ha = Rp. 15.000.000
Total Biaya Pengembangan = Rp. 318.000.000
Total Pengeluaran Tunai = Rp. 279.000.000
Dr - Perkebunan
Plasma Dalam
Pengembangan 318.000
Cr - Persediaan -
Bahan Pendukung -
Pupuk Urea 39.000
Cr - Bank 279.000
Penyusutan Pertahun:
Asumsi Nilai Kebutuhan Pupuk
(sampai dengan akhir tahun) = Rp. 429.000.000
Aset Perkebunan Plasma Belum Dikembangkan =
Rp. 64,700,000,000
Aset Perkebunan Plasma Dalam Pengembangan =
Rp. 300.000.000 + Rp. 318.000.000 + Rp. 429.000.000 =
Rp. 1.047.000.000
Total Aset Perkebunan Plasma = Rp. 65,747,000,000
Aset Biologis (Lahan Inti Perkebunan) =
Rp. 100,000,000,000
Beban Penyusutan Perkebunan Plasma Belum Dikembangkan Tahun Pertama = Rp. 0 (tidak ada).
Catatan: Tanah tidak dapat disusutkan.
Beban Penyusutan Perkebunan Plasma Dalam Pengembangan Tahun Pertama = Rp. 318.000.000 + Rp. 429.000.000 = Rp. 747.000.000 : 20 tahun = Rp. 37.350.000.
Beban Penyusutan Aset Biologis Tahun Pertama = Rp. 0 (tidak ada).
Jurnal:
Dr - Beban Penyusutan -
Perkebunan Plasma Dalam
Pengembangan 37.350
Cr - Akumulasi Penyusutan -
Perkebunan Plasma Dalam
Pengembangan 37.350
Asumsi, jika pada tahun kedua biaya pengembangan perkebunan plasma sebesar Rp. 468.000.000, tahun ketiga sebesar Rp. 500.000.000, dan tahun keempat sebesar Rp. 420.000.000, perhitungan nilai penyusutannya sbb:
Nilai Aset Perkebunan Plasma Dalam Pengembangan = Rp. 5.000.000 x 60 ha = Rp. 300.000.000 (Perolehan Lahan) + Rp. 318.000.000 (Biaya Pengembangan Bulan Januari) + Rp. 429.000.000 (Biaya Pengembangan sampai akhir tahun) = Rp. 1.047.000.000
Nilai Aset Perkebunan Plasma Belum Dikembangkan =
Rp. 5.000.000 x 12.940 ha = Rp. 64,700,000,000
Total Nilai Aset Perkebunan Plasma Tahun Pertama =
Rp. 65,747,000,000
Biaya Pengembangan Tahun Kedua = Rp. 468.000.000
Biaya Pengembangan Tahun Ketiga = Rp. 500.000.000
Biaya Pengembangan Tahun Keempat = Rp. 420.000.000
Nilai Aset Perkebunan Plasma Dalam Pengembangan =
Rp. 1.047.000.000 + Rp. 468.000.000 + Rp. 500.000.000 +
Rp. 420.000.000 = Rp. 2.435.000.000
Nilai Aset Perkebunan Plasma Belum Dikembangkan =
Rp. 5.000.000 x 12.940 ha = Rp. 64,700,000,000
Total Aset Perkebunan Plasma Tahun Keempat =
Rp. 67,135,000,000
Beban Penyusutan Perkebunan Plasma
Belum Dikembangkan Tahun Pertama =Rp. 0 (tidak ada)
Beban Penyusutan Perkebunan Plasma
Dalam Pengembangan Tahun Pertama =
Rp. 747.000.000 : 20 tahun = Rp. 37.350.000
Beban Penyusutan Biaya Pengembangan Tahun Kedua =
Rp. 468.000.000 : 19 tahun = Rp. 24.631.579
Beban Penyusutan Biaya Pengembangan Tahun Ketiga =
Rp. 500.000.000 : 18 tahun = Rp. 27.777.778
Beban Penyusutan Biaya Pengembangan
Tahun Keempat =
Rp. 420.000.000 : 17 tahun = Rp. 24.705.882
Total Beban Penyusutan Perkebunan Plasma
Belum Dikembangkan Tahun Keempat = Rp. 0
Total Beban Penyusutan Perkebunan Plasma Dalam
Pengembangan Tahun Keempat = Rp. 114.465.239
Jurnal Penyelesaian (dalam ribuan rupiah):
Dr - Beban Penyusutan -
Perkebunan Plasma Dalam
Pengembangan 114.465
Cr - Akumulasi Penyusutan -
Perkebunan Plasma Dalam
Pengembangan 114.465
Catatan:
#. Perhitungan Biaya Pengembangan untuk Aset Biologis sama seperti di atas.
#. Langkah Jurnal untuk Penyusutan pada Saat Tanaman Belum Menghasilkan (dimulai pada saat Tanaman Produktif Dalam Pengembangan):
Jurnal Penyesuaian untuk Pengembangan Aset Biologis:
Dr - Aset Biologis -
Tanaman Produktif Belum
Menghasilkan xxx
Cr - Aset Biologis -
Lahan Inti
Perkebunan xxx
Jurnal Penyusutan untuk Pengembangan Aset Biologis:
Dr - Beban Penyusutan -
Aset Biologis -
Tanaman Produktif Belum
Menghasilkan xxx
Cr - Akumulasi Penyusutan -
Aset Biologis -
Tanaman Produktif Belum
Menghasilkan xxx
Jurnal Penyesuaian untuk Tanaman Produktif yang telah menghasilkan:
Dr - Aset Biologis -
Tanaman Produktif
Menghasilkan xxx
Dr - Akumulasi Penyusutan -
Aset Biologis -
Tanaman Produktif Belum
Menghasilkan xxx
Cr - Aset Biologis -
Tanaman Belum
Menghasilkan xxx
Cr - Akumulasi Penyusutan -
Aset Biologis -
Tanaman Produktif
Menghasilkan xxx
#. Perhitungan Penyusutan dapat juga dilakukan pada saat tanaman mulai menghasilkan biasanya dimulai pada tahun ketiga atau tahun keempat jika dikembangkan sendiri atau dengan petani plasma. Perhitungan beban penyusutan yang dipilih di antara keduanya, harus mendapatkan persetujuan dari Direktorat Jenderal Pajak.
Contoh Ilustrasi Perhitungan Beban Penyusutan dihitung pada tahun keempat:
Biaya Pengembangan Tahun Pertama = Rp. 747.000.000
Biaya Pengembangan Tahun Kedua = Rp. 468.000.000
Biaya Pengembangan Tahun Ketiga = Rp. 500.000.000
Biaya Pengembangan Tahun Keempat = Rp. 420.000.000
Total Biaya Pengembangan Tahun Keempat = Rp. 2.135.000.000
Beban Penyusutan Perkebunan Plasma
Dalam Pengembangan pada Tahun Keempat =
Rp. 2.135.000.000 : 20 tahun = Rp. 106.750.000
Jurnal Penyelesaian (dalam ribuan rupiah):
Dr - Beban Penyusutan -
Perkebunan Plasma Dalam
Pengembangan 106.750
Cr - Akumulasi Penyusutan -
Perkebunan Plasma Dalam
Pengembangan 106.750
#. Langkah Jurnal untuk Penyusutan pada Saat Tanaman Menghasilkan:
Jurnal Penyesuaian Pengembangan Aset Biologis:
Dr - Aset Biologis -
Tanaman Produktif Belum
Menghasilkan xxx
Cr - Aset Biologis -
Lahan Inti
Perkebunan xxx
Jurnal Penyesuaian pada saat Tanaman Menghasilkan:
Dr - Aset Biologis -
Tanaman Produktif
Menghasilkan xxx
Cr- Aset Biologis -
Tanaman Produktif Belum
Menghasilkan xxx
Jurnal Penyusutan saat Tanaman Menghasilkan:
Dr - Beban Penyusutan -
Aset Biologis -
Tanaman Produktif
Menghasilkan xxx
Cr - Akumulasi Penyusutan -
Aset Biologis -
Tanaman Produktif
Menghasilkan xxx
-----------------
4. Panen Tandan Buah Segar:
Tanggal 1 Desember 2018, panen produk agrikultur berupa ‘Tandan Buah Segar’ dari lahan perkebunan lainnya di kalimantan tengah yang dikelola sendiri sebanyak 19.500 ton (usia bibit: 6 - 10 tahun, luas kebun: 15.000 ha), harga pasar Rp. 1700/kg. Nilai pasar sebesar Rp. 33,150,000,000 (19.500 ton x 1.000 kg x Rp. 1.700).
Biaya panen (overhead) yang dikeluarkan sebagai berikut:
#. Ongkos tenaga kerja langsung sebesar Rp. 195.000.000, Pajak Terutang (PPh Pasal 21) = Rp. 3.000.000 (Asumsi).
#. Biaya transportasi Rp. 50.000.000.
Jurnal Penyelesaian (dalam ribuan rupiah):
Dr - Persediaan -
Bahan Baku Utama -
Produk Agrikultur -
Tandan Buah Segar
Inti 33.395.000
Cr - Pendapatan Lainnya -
Keuntungan (Kerugian)
Hasil Agrikultur Aset
Biologis 33.150.000
Cr - Utang Jangka Pendek -
Beban Akrual -
Utang Gaji -
Tenaga Kerja
Langsung 192.000
Cr - Utang Jangka Pendek -
Beban Akrual -
Utang PPh
Pasal 21 3.000
Cr - Bank 50.000
Catatan:
TBS yang dihasilkan dari Perkebunan Plasma masuk ke dalam akun ‘Tandan Buah Segar Plasma’.
Lihat: 🔰 ED PSAK 69: Agrikultur.
………
5. Produksi Minyak Kelapa Sawit (CPO):
Pada Bulan Desember 2018, proses produksi minyak kelapa sawit setelah panen pada Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit PT. Nirmala Agro Lestari datanya sebagai berikut:
Departement Pemotongan dan Pengolahan:
- Ongkos tenaga kerja langsung Departemen Pemotongan sebesar Rp. 245.000.000, Pajak Terutang sebesar Rp. 5.000.000.
- Ongkos tenaga kerja langsung Departemen Pengolahan sebesar Rp. 250.000.000, Pajak Terutang sebesar Rp. 6.000.000.
- Total Biaya Overhead sebesar Rp. 288.000.000, terdiri dari:
1. Beban Penyusutan Gedung Produksi = Rp. 200.000.000
2. Beban Penyusutan Peralatan Produksi = Rp. 50.000.000
3. Beban Air, Telp, dan ListrikProduksi = Rp. 18.000.000
4. Gaji Pengawas Produksi = Rp. 15.000.000,
Pajak Terutang = Rp. 2.000.000
5. Biaya Overhead Lainnya = Rp. 5.000.000
Data Penggunaan Produk Agrikultur dan Hasil Produksi:
- Tandan Buah Segar Inti sebanyak 10.000 ton.
- Jumlah yang menyusut pada tahap pemotongan (TBS Kosong) sebesar 20 ton.
- Jumlah yang hilang pada tahap pemotongan adalah 3 ton.
- Jumlah yang hilang pada tahap pengolahan yaitu 2 ton.
- Sisa TBS pada Departement Pemotongan dan Pengolahan senilai 2.000 ton.
- Jumlah Biji Sawit (Kernel) sebanyak 1.000 ton ditransfer ke Pabrik Pengolahan Inti Sawit.
- Serat (Bahan Selulosa Pembuatan Kertas) sebanyak 200 ton.
- Jumlah Cangkang TBS sebesar 2.500 ton. Asumsi: Cangkang tersebut tidak diolah menjadi Rendemen Arang Kelapa Sawit, tapi untuk dijual saja.
Jurnal Penyelesaian (dalam ribuan rupiah):
Produksi CPO:
Harga Perolehan Tandan Buah Segar Inti/Ton =
Rp. 33,395,000,000 : 19.500 ton = Rp. 1.712.564
Nilai Produksi TBS Inti =
Rp. 1.712.564 x 10.000 ton = Rp. 17,125,640,000
Penggunaan TBS dalam Proses Produksi CPO:
Dr - Persediaan -
Barang Dalam
Proses -
Produksi
CPO 17.125.640
Cr - Persediaan -
Bahan Baku Utama -
Produk Agrikultur -
Tandan Buah
Segar Inti 17.125.640
Ongkos Tenaga Kerja Langsung Departemen Pemotongan:
Dr - Persediaan -
Barang Dalam
Proses -
Produksi
CPO 245.000
Cr - Utang Jangka Pendek -
Beban Akrual -
Utang Gaji -
Tenaga Kerja
Langsung 240.000
Cr - Utang Jangka Pendek -
Beban Akrual -
Utang PPh
Pasal 21 5.000
Ongkos Tenaga Kerja Langsung Departemen Pengolahan:
Dr - Persediaan -
Barang Dalam
Proses -
Produksi
CPO 250.000
Cr - Utang Jangka Pendek -
Beban Akrual -
Utang Gaji -
Tenaga Kerja
Langsung 244.000
Cr - Utang Jangka Pendek -
Beban Akrual -
Utang PPh
Pasal 21 6.000
Penyusutan Gedung dan Peralatan Pabrik:
Dr - Persediaan -
Barang Dalam
Proses -
Produksi
CPO 250.000
Cr - Akumulasi Penyusutan -
Gedung Pabrik
Pengolahan Kelapa
Sawit 200.000
Cr - Akumulasi Penyusutan -
Peralatan Pabrik
Pengolahan Kelapa
Sawit 50.000
Beban Air, Telp, dan Listrik Produksi:
Dr - Persediaan -
Barang Dalam
Proses -
Produksi
CPO 18.000
Cr - Bank 18.000
Gaji Penyelia (Pengawas Produksi):
Dr - Persediaan -
Barang Dalam
Proses -
Produksi
CPO 15.000
Cr - Utang Jangka Pendek -
Beban Akrual -
Utang Gaji -
Tenaga Kerja Tidak
Langsung 13.000
Cr - Utang Jangka Pendek -
Beban Akrual -
Utang PPh
Pasal 21 2.000
Biaya Overhead Lainnya:
Dr - Persediaan -
Barang Dalam
Proses -
Produksi
CPO 5.000
Cr - Perlengkapan
Produksi 5.000
Kerugian atas TBS (hilang):
Nilai Kerugian Tahap Pemotongan =
Rp. 1.712.564 x 3 ton = Rp. 5.137.692
Nilai Kerugian Tahap Pengolahan =
Rp. 1.712.564 x 2 ton = Rp. 3.425.128
Total Kerugian = Rp. 8.562.820
Dr - Beban Operasional -
Beban Kerugian
Produksi 8.563
Cr - Persediaan -
Barang Dalam
Proses -
Produksi CPO 8.563
Catatan:
#. Menyusutnya nilai TBS sebanyak 20 ton bukan merupakan kerugian yang harus dipisahkan dari nilai Barang Dalam Proses, tetapi akan menaikan Harga Pokok Produksi (CPO) Per Kg. Menyusut dalam proses pemotongan bisa disebabkan karena bagian - bagian yang tidak dapat digunakan atau TBS kosong isinya. Namun walaupun TBS kosong, cangkang dan serat dapat digunakan untuk keperluan produksi atau dijual.
#. Kerugian produksi karana jumlah TBS yang hilang, bukan merupakan beban fiskal.
Barang Jadi:
1. Minyak Kelapa Sawit (CPO):
Total Barang Dalam Proses =
Rp. 17,125,640,000 + Rp. 245.000.000 +
Rp. 250.000.000 + Rp. 250.000.000 +
Rp. 18.000.000 + Rp. 15.000.000 +
Rp. 5.000.000 - Rp. 8.562.820 =
Rp. 17,900,077,180
Nilai Sisa TBS (BDP Awal) Akhir =
Rp. 1.712.564 x 2.000 ton = Rp. 3.425.128.000
Kernel Terkumpul =
Rp. 1.712.564 x 1.000 ton = Rp. 1.712.564.000
Cangkang Terkumpul =
Rp. 1.712.564 x 2.500 ton = Rp. 4.281.410.000
Serat (Bahan Selulosa) Terkumpul =
Rp. 1.712.564 x 200 ton = Rp. 342.512.800
Harga Pokok Produksi atau Nilai Barang Jadi (Minyak Kelapa Sawit) =
Rp. 17,900,077,180 - Rp. 3.425.128.000 -
Rp. 1.712.564.000 - Rp. 4.281.410.000 -
Rp. 342.512.800 = Rp. 8.138.462.380
Jumlah Produksi Minyak Kelapa Sawit =
10.000 ton - 25 ton (Hilang dan Menyusut) = 9.975 ton
Jumlah Barang Jadi Minyak Kelapa Sawit = 9.975 ton - 2.000 ton (BDP) - 1.000 ton (Kernel) - 2.500 ton (Cangkang) - 200 ton (Serat) = 4.275 ton
Dr - Persediaan -
Barang Jadi -
CPO (Crude Palm
Oil) 8.138.462
Cr - Persediaan -
Barang Dalam
Proses -
Produksi CPO 8.138.462
Nilai Sisa BDP (setelah Jurnal Penyesuaian Barang Jadi) = Rp. 17,900,077,180 - Rp. 8.138.462.380 = Rp. 9.761.614.800
Asumsi:
1 Ton TBS menghasilkan rata - rata 140 sampai dengan 220 kg CPO (Crude Palm Oil), dan berdasarkan hasil perhitungan fisik yang dilakukan, 4.275 ton (TBS) menghasilkan CPO = 940.000 Kg. CPO/Kg = Rp. 8.138.462.380/940.000 Kg = Rp. 8.658.
Persediaan Cangkang:
Nilai Cangkang TBS Hasil Olahan CPO =
Rp. 1.712.564 x 2.500 ton = Rp. 4.281.410.000
Dr - Persediaan -
Bahan Baku Utama -
Cangkang TBS 4.281.410
Cr - Persediaan -
Barang Dalam
Proses -
Produksi CPO 4.281.410
Persediaan Serat (Bahan Selulosa):
Nilai Serat =
Rp. 1.712.564 x 200 ton = Rp. 342.512.800
Dr - Persediaan -
Bahan Baku Utama -
Serat (Bahan
Selulosa) 342.513
Cr - Persediaan -
Barang Dalam
Proses -
Produksi CPO 342.513
-----------------
6. Produksi Minyak Inti Sawit (PKO):
Data Produksi Minyak Inti Sawit (PKO - Palm Kernel Oil) pada Pabrik Pengolahan Inti Sawit sebagai berikut:
- Transfer Kernel (transfer dari Pabrik
Pengolahan Kelapa Sawit) = 1.000 ton.
- Kernel Awal = 1.000 ton
- Kernel Tersedia = 2.000 ton
- Kernel Akhir =
Rp. 1.712.564 x 500 ton = Rp. 856.282.000
- BDP Awal = Rp. 1.766.964
- BDP Akhir = Rp. 0
- Produksi Kernel = 1.500 ton (1.500.000 kg)
- Nilai Produksi Kernel =
Rp. 1.712.564 x 1.500 ton = Rp. 2.568.846.000
- Upah Tenaga Kerja Langsung = Rp. 9.000.000,
Pajak Terutang = Rp. 400.000
- Beban Penyusutan Gedung Produksi = Rp. 20.000.000
- Biaya Penyusutan Peralatan Produksi
(Alat Pemurnian (Refinery), Fraksinasi, dll) =
Rp. 5.000.000
- Beban Air, Telp, dan Listrik Produksi =
Rp. 10.000.000
- Gaji Pengawas Produksi = Rp. 10.000.000,
Pajak Terutang = Rp. 500.000
- Biaya Overhead Lainnya = Rp. 400.000
Info Lain:
Hasil Produksi Kernel:
1. PKO = 400 ton (400.000 Kg)
Hasil Produk Sampingan Pengolahan Kernel selain PKO (Palm Kernel Oil) adalah:
2. PKE (Palm Kernel Expeller) = 150 ton (150.000 Kg)
3. PKM (Palm Kernel Meal) = 100 ton (100.000 Kg)
Jurnal Penyelesaian (dalam ribuan rupiah):
2. Minyak Inti Sawit (PKO):
Transfer Kernel =
Rp. 1.712.564 x 1.000 ton = Rp. 1.712.564.000
Dr - Persediaan -
Bahan Baku Utama -
Produk Agrikultur -
Kernel 1.712.564
Cr - Persediaan -
Barang Dalam
Proses -
Produksi CPO 1.712.564
Catatan:
Saldo BDP Akhir (setelah penyesuaian) Produksi CPO = Rp. 9.761.614.800 - Rp. 4.281.410.000 (Cangkang TBS) - Rp. 342.512.800 (Serat) - Rp. 1.712.564.000 (Kernel) = Rp. 3.425.128.000 (TBS Akhir)
Transfer Kernel = Rp. 1.712.564.000
Dr - Persediaan -
Barang Dalam Proses -
Produksi PKO, PKE
dan PKM 1.712.564
Cr - Persediaan -
Bahan Baku Utama -
Produk Agrikultur -
Kernel 1.712.564
Upah Tenaga Kerja Langsung = Rp. 9.000.000
Pajak Terutang = Rp. 400.000
Dr - Persediaan -
Barang Dalam Proses -
Produksi PKO, PKE
dan PKM 9.000
Cr - Utang Jangka Pendek -
Beban Akrual -
Utang Gaji -
Tenaga Kerja Tidak
Langsung 8.600
Cr - Utang Jangka Pendek -
Beban Akrual -
Utang PPh
Pasal 21 400
Penyusutan Gedung dan Peralatan Pabrik:
Dr - Persediaan -
Barang Dalam
Proses -
Produksi PKO, PKE
dan PKM 25.000
Cr - Akumulasi Penyusutan -
Gedung Pabrik
Pengolahan Inti
Sawit 20.000
Cr - Akumulasi Penyusutan -
Peralatan Pabrik
Pengolahan Inti
Sawit 5.000
Beban Air, Telp, dan Listrik Produksi:
Dr - Persediaan -
Barang Dalam
Proses -
Produksi PKO, PKE
dan PKM 10.000
Cr - Bank 10.000
Gaji Penyelia (Pengawas Produksi):
Dr - Persediaan -
Barang Dalam
Proses -
Produksi PKO, PKE
dan PKM 10.000
Cr - Utang Jangka Pendek -
Beban Akrual -
Utang Gaji -
Tenaga Kerja Tidak
Langsung 9.500
Cr - Utang Jangka Pendek -
Beban Akrual -
Utang PPh
Pasal 21 500
Biaya Overhead Lainnya:
Dr - Persediaan -
Barang Dalam
Proses -
Produksi PKO, PKE
dan PKM 400
Cr - Perlengkapan
Produksi 400
Hasil Produksi PKO, PKE, dan PKM:
Barang Dalam Proses =
Rp. 2.568.846.000 (Produksi Kernel) +
Rp. 1.766.964.000 (BDP Awal) +
Rp. 9.000.000 + Rp. 25.000.000 +
Rp. 10.000.000 + Rp. 10.000.000 +
Rp. 400.000 = Rp. 4.390.210.000
BDP Akhir = Rp. 0
Harga Pokok Produksi atau Nilai Barang Jadi (Minyak Inti Kelapa Sawit) =
Rp. 4.390.210.000 - Rp. 0 = Rp. 4.390.210.000
Hasil Perhitungan Fisik PKO dalam Kg = 400.000 Kg
Hasil Perhitungan Fisik PKE dalam Kg = 150.000 Kg
Hasil Perhitungan Fisik PKM dalam Kg = 100.000 Kg
Total Harga Pokok Produksi =
Rp. 4.390.210.000 : 650.000 Kg = Rp. 6.754
Harga Pokok Produksi PKO =
Rp. 6.754 x 400.000 Kg = Rp. 2.701.600.000
Harga Pokok Produksi PKE (Palm Kernel Expeller) =
Rp. 6.754 x 150.000 Kg = Rp. 1.013.100.000
Harga Pokok Produksi PKM (Palm Kernel Meal) =
Rp. 6.754 x 100.000 Kg =
Rp. 675.400.000 + Rp. 110.000 (Selisih Pembulatan) =
Rp. 675.510.000
Dr - Persediaan -
Barang Jadi -
PKO (Palm Kernel
Oil) 2.701.600
Cr - Persediaan -
Barang Dalam
Proses -
Produksi PKO, PKE
dan PKM 2.701.600
Dr - Persediaan -
Barang Jadi -
PKE (Palm Kernel
Expeller) 1.013.100
Cr - Persediaan -
Barang Dalam
Proses -
Produksi PKO, PKE
dan PKM 1.013.100
Dr - Persediaan -
Barang Jadi -
PKM (Palm Kernel
Meal) 675.510
Cr - Persediaan -
Barang Dalam
Proses -
Produksi PKO, PKE
dan PKM 675.510
-----------------
7. Produksi Olein:
Data Produksi Olein pada Pabrik Pengolahan Minyak Sawit:
Produksi Olein = 500 ton (500.000 Kg)
Bahan Baku:
Bahan Utama:
*) CPO =
Rp. 8.658 x 500.000 Kg = Rp. 4.329.000.000
*) Upah Tenaga Kerja Langsung = Rp. 20.000.000,
Pajak Terutang = Rp. 2.000.000
Biaya Overhead Produksi:
Bahan Pendukung:
*) Phosporit Acid (H3PO4) = Rp. 8.000.000
*) Bleaching Earth = Rp. 6.000.000
*) Citrid Acid = Rp. 5.000.000
- Beban Penyusutan Gedung Produksi = Rp. 30.000.000
- Biaya Penyusutan Peralatan Produksi
(Alat Pemurnian (Refinery), Fraksinasi, dll) =
Rp. 10.000.000
- Beban Air, Telp, dan Listrik Produksi = Rp. 15.000.000
- Gaji Pengawas Produksi = Rp. 10.000.000,
Pajak Terutang = Rp. 500.000
- Biaya Overhead Lainnya (Kemasan, dll) = Rp. 15.000.000
- Sisa Produksi CPO = Rp. 0
- Total Biaya Produksi = Rp. 4.448.000.000
Jurnal Penyelesaian (dalam ribuan rupiah):
3. Olein:
Jurnal Gabungan:
Dr - Persediaan -
Barang Dalam
Proses -
Produksi
Olein 4.448.000
Cr - Persediaan -
Barang Jadi -
CPO (Crude Palm
Oil) 4.329.000
Cr - Persediaan -
Bahan Pendukung -
Phosporit Acid
(H3PO4) 8.000
Cr - Persediaan -
Bahan Pendukung -
Bleaching
Earth 6.000
Cr - Persediaan -
Bahan Pendukung -
Citrid Acid 5.000
Cr - Akumulasi Penyusutan -
Gedung Pabrik
Pengolahan Minyak
Sawit 30.000
Cr - Akumulasi Penyusutan -
Peralatan Pabrik
Pengolahan Minyak
Sawit 10.000
Cr - Utang Jangka Pendek -
Beban Akrual -
Utang Gaji -
Tenaga Kerja
Langsung 18.000
Cr - Utang Jangka Pendek -
Beban Akrual -
Utang Gaji -
Tenaga Kerja Tidak
Langsung 9.500
Cr - Utang Jangka Pendek -
Beban Akrual -
Utang PPh
Pasal 21 2.500
Cr - Perlengkapan
Produksi 15.000
Cr - Bank 15.000
Hasil Produksi Olein 500.000 Kg:
Barang Dalam Proses = Rp. 4.448.000.000
Sisa CPO Akhir = Rp. 0
Olein = Rp. 4.448.000.000
Harga Pokok Produksi Olein Per Kg =
Rp. 4.448.000.000 : 500.000 Kg = Rp. 8.896
Dr - Persediaan -
Barang Jadi -
Turunan CPO -
Olein 4.448.000
Cr - Persediaan -
Barang Dalam
Proses -
Produksi
Olein 4.448.000
Catatan:
Perhitungan dan jurnal atas produk turunan CPO dan PKO lainnya sama seperti ilustrasi di atas.
Lihat: 👉 Proses Pembuatan Minyak Kelapa Sawit.
………
8. Laporan Harga Pokok Produksi (dalam ribuan rupiah):
Catatan:
#. Harga Pokok Produksi merupakan Nilai Persediaan Barang Jadi.
#. Biaya Bensin bukan merupakan Biaya Transportasi, tapi Biaya Overhead Produksi.
#. Penentuan Harga Pokok Produksi di atas menggunakan Metode Full Costing yang terdiri dari biaya bahan baku, tenaga kerja langsung dan biaya overhead (variable maupun tetap). Sedangkan metode variable costing sama perhitungannya dengan full costing namun tanpa diikuti biaya overhead tetap.
#. Dalam hal produksi barang dilakukan setiap bulan, maka beban penyusutan pertahun dibagi 12 bulan sebagai komponen biaya produksi. Apabila produksi barang terjadi secara tidak teratur (tidak setiap bulan), maka beban penyusutan dapat diakui sebagai biaya produksi pada produksi terakhir di tahun berjalan.
#. Nilai Persediaan Barang Jadi dan Harga Pokok Penjualan berikutnya dapat dihitung dengan Metode Rata - Rata (Moving Average).
Ilustrasi: Pada bulan akhir Mei 2020 harga pokok produksi adalah Rp. 8.138.462.380, dengan hasil produksi sebanyak 940.000 Kg, dan sisa CPO Akhir sebesar 400.000 Kg. Kemudian, pada awal Juni 2020 harga pokok produksi adalah Rp. 7.129.579.810, dengan hasil produksi sebanyak 1.000.000 Kg.
Jurnal Produksi Barang Jadi pada awal Juni 2020:
Dr - Persediaan -
Barang Jadi -
CPO (Crude Palm
Oil) 7.129.580
Cr - Persediaan -
Barang Dalam
Proses -
Produksi CPO 7.129.580
Saldo Barang Jadi CPO setelah jurnal penyesuaian:
Rp. 4.329.000.000 + Rp. 7.129.579.810 =
Rp. 11,458,579,810
Asumsi: Pada pertengahan juni 2020, terdapat penjualan minyak CPO sebanyak 200.000 Kg kepada pihak ketiga, dengan harga jual pasar sebesar Rp. 9.500.
Jurnal Penyelesaian (dalam ribuan rupiah):
Biaya CPO/Kg (Mei) =
Rp. 8.138.462.380 : 940.000 Kg = Rp. 8.658
Sisa CPO Akhir =
Rp. 8.658 x 500.000 Kg = Rp. 4.329.000.000
Biaya CPO/Kg (Juni) =
(Rp. 4.329.000.000 + Rp. 7.129.579.810) : 1.500.000 Kg =
Rp. 7.639
Nilai Penjualan =
Rp. 9.500 x 200.000 Kg = Rp. 1.900.000.000
Harga Pokok Penjualan (Cost of Goods Sold) =
Rp. 7.639 x 200.000 Kg = Rp. 1.527.800.000
Dr - Pihak Ketiga -
Piutang
Usaha 1.900.000
Cr - Pendapatan
Operasional -
Penjualan
CPO 1.900.000
Dr - Harga Pokok
Penjualan -
CPO 1.527.800
Cr - Persediaan -
Barang Jadi -
CPO (Crude Palm
Oil) 1.527.800
………
9. Aset Biologis Perkembangbiakan Sapi:
Tanggal 27 Januari 2018, membeli 20 ekor sapi seharga Rp. 300.000.000. Dan hasil dari perkembangbiakan sapi sebelumnya adalah sebagai berikut:
- Sapi yang baru lahir 10 ekor, harga pasar sebesar Rp. 5.000.000/sapi.
- Sapi usia 2 tahun 15 ekor, harga pasar sebesar Rp. 7.000.000. Nilai Tercatat (Carrying Amount) sebesar Rp. 75.000.000.
- Sapi usia 4 tahun 100 ekor, harga pasar sebesar Rp. 15.000.000. Nilai Tercatat (Carrying Amount) sebesar Rp. 1.300.000.000.
- Susu (Produk Agrikultur) yang dihasilkan dari 90 ekor sapi per harinya adalah 750 liter, harga pasar Rp. 5.000/liter. Susu tersebut langsung dijual ke supplier pada harga tersebut.
Jurnal Penyelesaian (dalam ribuan rupiah):
Pembelian Sapi:
Dr - Aset Biologis -
Sapi Perah 300.000
Cr - Bank 300.000
Catatan: Aset Biologis berupa Sapi Perah tidak disusutkan.
Hasil Perkembangbiakan Aset Biologis (Sapi Perah):
Baru Lahir =
Rp. 5.000.000 x 10 ekor = Rp. 50.000.000
Usia 2 tahun =
Rp. 7.000.000 x 15 ekor = Rp 105.000.000
Nilai Tercatat (Carrying Amount) =
Rp. 75.000.000
Peningkatan (Penurunan) Nilai
Wajar Aset Biologis = Rp. 30.000.000
Usia 4 tahun =
Rp. 15.000.000 x 100 ekor = Rp 1.500.000.000
Nilai Tercatat (Carrying Amount) =
Rp. 1.300.000.000
Peningkatan (Penurunan) Nilai Wajar Aset Biologis =
Rp. 200.000.000
Total Peningkatan (Penurunan) Nilai Wajar Aset Biologis =
Rp. 230.000.000
Dr - Aset Biologis -
Sapi Perah 230.000
Cr - Pendapatan Lainnya -
Peningkatan (Penurunan) Nilai
Wajar Aset Biologis 230.000
Produk Agrikultur (Susu) dari Aset Biologis (Sapi Perah):
Susu Sapi =
Rp. 5.000 x 750 Liter = Rp. 3.750.000
Dr - Persediaan -
Bahan Baku -
Produk Agrikultur -
Susu Sapi
Segar 3.750
Cr - Pendapatan Lainnya -
Keuntungan (Kerugian)
Hasil Agrikultur Aset
Biologis 3.750
Penjualan Susu Sapi:
Dr - Bank 3.750
Cr - Persediaan -
Bahan Baku -
Produk Agrikultur -
Susu Sapi
Segar 3.750
Dr - Beban Pokok Pendapatan -
Harga Pokok
Susu Sapi 3.750
Cr - Pendapatan Operasional -
Penjualan Susu Sapi 3.750
-----------------
10. Serah Terima Perkebunan Plasma:
Tanggal 10 Januari 2022, serah terima Perkebunan Plasma dilakukan dengan petani plasma melalui koperasi dengan cicilan pembayaran berupa hasil panen sebagai berikut:
Nilai Perolehan Perkebunan Plasma Dalam Pengembangan = Rp. 300.000.000 (Lahan Perkebunan) + Rp. 2.135.000.000 (Biaya Pengembangan) = Rp. 2.435.000.000
Data Akumulasi Penyusutan sebagai berikut:
Tahun Pertama = Rp. 37.350.000
Tahun kedua = Rp. 61.981.579
Tahun Ketiga = Rp. 89.759.357
Tahun keempat = Rp. 129.465.239
Total Akumulasi Penyusutan = Rp. 318.556.175
Saldo Bersih Perkebunan Plasma
Dalam Pengembangan (setelah akumulasi) =
Rp. 2.116.443.825
Talangan Biaya Panen = Rp. 20.000.000
Hasil Panen TBS = 78 Ton
Nilai Pasar TBS =
Rp. 1.700 x 78.000 kg = Rp. 132.600.000
Jurnal Penyelesaian (dalam ribuan rupiah):
Penyerahan Kebun Plasma:
Dr - Piutang
Plasma 2.116.444
Dr - Akumulasi Penyusutan -
Perkebunan Plasma Dalam
Pengembangan 318.556
Cr - Perkebunan
Plasma Dalam
Pengembangan 2.435.000
Dana Talangan Panen TBS:
Dr - Piutang
Plasma 20.000
Cr - Bank 20.000
Penerimaan Hasil Panen:
Dr - Persediaan -
Bahan Baku -
Produk Agrikultur -
Tandan Buah
Segar Plasma 132.600
Cr - Piutang Plasma 132.600
Catatan:
#. Perhitungan Beban dan Akumulasi Penyusutan Perkebunan Plasma Dalam Pengembangan di atas dimulai saat tanaman belum menghasilkan Tandan Buah Segar. Dan dapat disimpulkan bahwa perhitungan tersebut tidak memberatkan petani plasma.
#. Saldo Bersih Piutang Plasma = Rp. 2.116.443.825 + Rp. 20.000.000 - Rp. 132.600.000 = Rp. 2.003.843.825.
#. Keuntungan (Kerugian) Hasil Agrikultur Aset Biologis, serta Peningkatan (Penurunan) Nilai Wajar Aset Biologis merupakan Pendapatan Fiskal.
#. Lihat:
🔎 Laporan Keuangan PT. Astra Agro Lestari Tbk dan Entitas Anak
🔎 Laporan Tahunan (Annual Report) 2019 - PT. Astra Agro Lestari Tbk
#. Artikel Terkait:
🔰 Penyusutan, Amortisasi, Deplesi, dan Akuntansi Pajak Tangguhan
#. Artikel Terbaru:
0 Komentar