Perlakuan Akuntansi Agrikultur dalam Perkebunan Kelapa Sawit dan Aset Biologis Menurut PSAK 69 (Studi Kasus: PT. Astra Agro Lestari)

Perlakuan Akuntansi Agrikultur dalam Perkebunan Kelapa Sawit dan Aset Biologis Menurut PSAK 69 (Studi Kasus: PT. Agro Astra Lestari)


DAFTAR ISI:


Sekilas tentang PSAK 69 (Agrikultur)

PSAK 69 memberikan pengaturan akuntansi yang meliputi pengakuan, pengukuran, serta pengungkapan aktivitas agrikultur.


Secara umum ED PSAK 69 mengatur bahwa aset biologis dan produk agrikultur diakui saat memenuhi beberapa kriteria yang sama dengan kriteria pengakuan aset. Aset tersebut diukur pada saat pengakuan awal dan pada setiap akhir periode pelaporan keuangan pada nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual. Keuntungan atau kerugian yang timbul dari perubahan nilai wajar aset diakui dalam laba rugi periode terjadinya. Pengecualian diberikan apabila nilai wajar secara jelas tidak dapat diukur secara andal.


ED PSAK 69 berlaku efektif untuk periode tahun buku yang dimulai pada atau setelah tanggal 1 Januari 2017 dan dicatat sesuai dengan PSAK 25: Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi, dan Kesalahan. Penerapan dini diperkenankan. Entitas mengungkapkan fakta tersebut jika menerapkan opsi penerapan dini.


Ilustrasi - Aset Biologis: Lahan Perkebunan Kelapa Sawit, Produk Agrikultur: Tandan Buah Segar, Produksi: Minyak Kelapa Sawit, Minyak Inti Kelapa Sawit, dan Turunannya:


1. Transaksi Pembelian Lahan Perkebunan Plasma:

Tanggal 2 Januari 2018, PT. Nirmala Agro Lestari (entitas anak dari PT. Astra Agro Lestari) membeli lahan perkebunan plasma yang belum dikembangkan seluas 13.000 hektar seharga Rp. 65,000,000,000 di Kalimantan Tengah. Serta lahan perkebunan untuk dikembangkan sendiri seluas 20.000 hektar seharga Rp. 100,000,000,000. Sertifikat Lahan adalah Hak Guna Usaha (HGU).


Jurnal Penyelesaian (dalam ribuan rupiah):

Pembelian Lahan:

Dr - Perkebunan

        Plasma Belum

        Dikembangkan   65.000.000

Dr - Aset Biologis -

        Lahan Inti

        Perkebunan        100.000.000

Cr -     Bank                         165.000.000

-----------------

Back to Content ↑


2. Kontrak dengan Petani:

Tanggal 10 Januari 2018, PT. Nirmala melakukan kontrak dengan petani A melalui perwakilannya yaitu Koperasi Mitra Sejahtera (KMS) untuk pengembangan kebun plasma dengan diakhiri dengan serah terima kebun seluas 60 hektar, dan petani wajib menjual hasil panennya kepada PT. Nirmala Agro Lestari dipotong cicilan dari total harga kebun, juga kontrak dengan petani lainnya.


Jurnal Penyelesaian (dalam ribuan rupiah):

Harga 1 ha = Rp. 5.000.000

Perkebunan Plasma Dalam Pengembangan =

Rp. 5.000.000 x 60 ha = Rp. 300.000.000

Perkebunan Plasma Belum Dikembangkan =

Rp. 5.000.000 x 12.940 ha = Rp. 64,700,000,000


Dr - Perkebunan

        Plasma Dalam

        Pengembangan   300.000

Cr -     Perkebunan

            Plasma Belum

            Dikembangkan      300.000

-----------------

Back to Content ↑


3. Pengembangan Lahan Perkebunan Plasma dan Perhitungan Penyusutan pada Saat Tanaman Belum Menghasilkan:

Tanggal 15 Januari 2018, Rincian biaya yang dikeluarkan untuk pengembangan lahan bagi Petani A:


- Biaya pembersihan lahan Petani A = Rp. 500.000 per ha x 60 ha.


- Pembelian bibit, di mana harga bibit (Pohon Kelapa Sawit) untuk usia 18 bulan harga sekitar = Rp. 30.000 per pokok pohon, di mana 1 ha lahan dapat ditanam 130 buah pohon kelapa sawit.


- Kebutuhan pupuk urea bulan berjalan sebanyak 65 kg untuk 130 pohon/ha. Harga perolehan pupuk urea per kg sebesar Rp. 5.000/kg. Biaya pupuk dipotong dari nilai persediaan, yaitu bahan pendukung.


- Biaya penyemprotan dan tenaga kerja sebesar Rp. 250.000/ha (penyemprotan dilakukan setiap 6 bulan sekali).


Asumsi: ðŸ‘‰ Perhitungan Biaya Kebun Kelapa Sawit.


Jurnal Penyelesaian (dalam ribuan rupiah):

Biaya Pembersihan Lahan Petani A:

Rp. 500.000 x 60 ha = Rp. 30.000.000

Pembelian Bibit Usia 18 bulan:

Rp. 30.000 x 130 Bibit x 60 ha = Rp. 234.000.000

Pupuk Urea:

Rp. 5.000 x 130 Bibit x 60 ha = Rp. 39.000.000

Biaya Penyemprotan dan Tenaga Kerja Langsung =

Rp. 250.000 x 60 ha = Rp. 15.000.000

Total Biaya Pengembangan = Rp. 318.000.000

Total Pengeluaran Tunai = Rp. 279.000.000


Dr - Perkebunan

        Plasma Dalam

        Pengembangan   318.000

Cr -   Persediaan -

          Bahan Pendukung -

          Pupuk Urea           39.000

Cr -      Bank                         279.000


Penyusutan Pertahun:

Asumsi Nilai Kebutuhan Pupuk 

(sampai dengan akhir tahun) = Rp. 429.000.000


Aset Perkebunan Plasma Belum  Dikembangkan =

Rp. 64,700,000,000


Aset Perkebunan Plasma Dalam Pengembangan =

Rp. 300.000.000 + Rp. 318.000.000 + Rp. 429.000.000 =

Rp. 1.047.000.000


Total Aset Perkebunan Plasma = Rp. 65,747,000,000


Aset Biologis (Lahan Inti Perkebunan) =

Rp. 100,000,000,000


Beban Penyusutan Perkebunan Plasma Belum Dikembangkan Tahun Pertama = Rp. 0 (tidak ada).


Catatan: Tanah tidak dapat disusutkan.


Beban Penyusutan Perkebunan Plasma Dalam Pengembangan Tahun Pertama = Rp. 318.000.000 + Rp. 429.000.000 = Rp. 747.000.000 : 20 tahun = Rp. 37.350.000.


Beban Penyusutan Aset Biologis Tahun Pertama = Rp. 0 (tidak ada).


Jurnal:


Dr - Beban Penyusutan -

        Perkebunan Plasma Dalam

        Pengembangan   37.350

Cr -     Akumulasi Penyusutan -

            Perkebunan Plasma Dalam

            Pengembangan      37.350


Asumsi, jika pada tahun kedua biaya pengembangan perkebunan plasma sebesar Rp. 468.000.000, tahun ketiga sebesar Rp. 500.000.000, dan tahun keempat sebesar Rp. 420.000.000, perhitungan nilai penyusutannya sbb:


Nilai Aset Perkebunan Plasma Dalam Pengembangan = Rp. 5.000.000 x 60 ha = Rp. 300.000.000 (Perolehan Lahan) + Rp. 318.000.000 (Biaya Pengembangan Bulan Januari) + Rp. 429.000.000 (Biaya Pengembangan sampai akhir tahun) = Rp. 1.047.000.000


Nilai Aset Perkebunan Plasma Belum Dikembangkan =

Rp. 5.000.000 x 12.940 ha = Rp. 64,700,000,000


Total Nilai Aset Perkebunan Plasma Tahun Pertama =

Rp. 65,747,000,000


Biaya Pengembangan Tahun Kedua = Rp. 468.000.000

Biaya Pengembangan Tahun Ketiga = Rp. 500.000.000

Biaya Pengembangan Tahun Keempat = Rp. 420.000.000


Nilai Aset Perkebunan Plasma Dalam Pengembangan =

Rp. 1.047.000.000 + Rp. 468.000.000 + Rp. 500.000.000 +

Rp. 420.000.000 = Rp. 2.435.000.000


Nilai Aset Perkebunan Plasma Belum Dikembangkan =

Rp. 5.000.000 x 12.940 ha = Rp. 64,700,000,000


Total Aset Perkebunan Plasma Tahun Keempat =

Rp. 67,135,000,000


Beban Penyusutan Perkebunan Plasma 

Belum Dikembangkan Tahun Pertama =Rp. 0 (tidak ada)


Beban Penyusutan Perkebunan Plasma 

Dalam Pengembangan Tahun Pertama =

Rp. 747.000.000 : 20 tahun = Rp. 37.350.000


Beban Penyusutan Biaya Pengembangan Tahun Kedua =

Rp. 468.000.000 : 19 tahun = Rp. 24.631.579


Beban Penyusutan Biaya Pengembangan Tahun Ketiga =

Rp. 500.000.000 : 18 tahun = Rp. 27.777.778


Beban Penyusutan Biaya Pengembangan 

Tahun Keempat =

Rp. 420.000.000 : 17 tahun = Rp. 24.705.882


Total Beban Penyusutan Perkebunan Plasma

Belum Dikembangkan Tahun Keempat = Rp. 0


Total Beban Penyusutan Perkebunan Plasma Dalam 

Pengembangan Tahun Keempat = Rp. 114.465.239


Jurnal Penyelesaian (dalam ribuan rupiah):


Dr - Beban Penyusutan -

        Perkebunan Plasma Dalam

        Pengembangan  114.465

Cr -     Akumulasi Penyusutan -

            Perkebunan Plasma Dalam

            Pengembangan    114.465


Catatan:

#. Perhitungan Biaya Pengembangan untuk Aset Biologis sama seperti di atas.


#. Langkah Jurnal untuk Penyusutan pada Saat Tanaman Belum Menghasilkan (dimulai pada saat Tanaman Produktif Dalam Pengembangan):


Jurnal Penyesuaian untuk Pengembangan Aset Biologis:


Dr - Aset Biologis -

        Tanaman Produktif Belum

        Menghasilkan   xxx

Cr -     Aset Biologis -

            Lahan Inti

            Perkebunan        xxx


Jurnal Penyusutan untuk Pengembangan Aset Biologis:


Dr - Beban Penyusutan -

        Aset Biologis -

        Tanaman Produktif Belum

        Menghasilkan  xxx

Cr -     Akumulasi Penyusutan -

            Aset Biologis -

            Tanaman Produktif Belum

            Menghasilkan   xxx


Jurnal Penyesuaian untuk Tanaman Produktif yang telah menghasilkan:


Dr - Aset Biologis -

        Tanaman Produktif

        Menghasilkan           xxx

Dr - Akumulasi Penyusutan -

        Aset Biologis -

        Tanaman Produktif Belum

        Menghasilkan           xxx

Cr -     Aset Biologis -

            Tanaman Belum

            Menghasilkan             xxx

Cr -     Akumulasi Penyusutan -

            Aset Biologis -

            Tanaman Produktif 

            Menghasilkan             xxx


#. Referensi Penyusutan Fiskal dalam UU Nomor 36 Tahun 2008, Pasal 11, Ayat 1 dan 2: 👉 Undang - Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2008 tentang Perubahan Keempat atas Undang - Undang Nomor 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan.


#. Perhitungan Penyusutan dapat juga dilakukan pada saat tanaman mulai menghasilkan biasanya dimulai pada tahun ketiga atau tahun keempat jika dikembangkan sendiri atau dengan petani plasma. Perhitungan beban penyusutan yang dipilih di antara keduanya, harus mendapatkan persetujuan dari Direktorat Jenderal Pajak.


Contoh Ilustrasi Perhitungan Beban Penyusutan dihitung pada tahun keempat:


Biaya Pengembangan Tahun Pertama = Rp. 747.000.000

Biaya Pengembangan Tahun Kedua = Rp. 468.000.000

Biaya Pengembangan Tahun Ketiga = Rp. 500.000.000

Biaya Pengembangan Tahun Keempat = Rp. 420.000.000


Total Biaya Pengembangan Tahun Keempat = Rp. 2.135.000.000


Beban Penyusutan Perkebunan Plasma 

Dalam Pengembangan pada Tahun Keempat = 

Rp. 2.135.000.000 : 20 tahun = Rp. 106.750.000


Jurnal Penyelesaian (dalam ribuan rupiah):


Dr - Beban Penyusutan -

        Perkebunan Plasma Dalam

        Pengembangan   106.750

Cr -     Akumulasi Penyusutan -

            Perkebunan Plasma Dalam

            Pengembangan        106.750


#. Langkah Jurnal untuk Penyusutan pada Saat Tanaman Menghasilkan:


Jurnal Penyesuaian Pengembangan Aset Biologis:


Dr - Aset Biologis -

        Tanaman Produktif Belum

        Menghasilkan   xxx

Cr -     Aset Biologis -

            Lahan Inti

            Perkebunan       xxx


Jurnal Penyesuaian pada saat Tanaman Menghasilkan:


Dr - Aset Biologis -

        Tanaman Produktif

        Menghasilkan    xxx

Cr-     Aset Biologis -

           Tanaman Produktif Belum

           Menghasilkan     xxx


Jurnal Penyusutan saat Tanaman Menghasilkan:


Dr - Beban Penyusutan -

        Aset Biologis -

        Tanaman Produktif 

        Menghasilkan   xxx

Cr -     Akumulasi Penyusutan -

            Aset Biologis -

            Tanaman Produktif 

            Menghasilkan    xxx

-----------------

Back to Content ↑

4. Panen Tandan Buah Segar:

Tanggal 1 Desember 2018, panen produk agrikultur berupa ‘Tandan Buah Segar’ dari lahan perkebunan lainnya di kalimantan tengah yang dikelola sendiri sebanyak 19.500 ton (usia bibit: 6 - 10 tahun, luas kebun: 15.000 ha), harga pasar Rp. 1700/kg. Nilai pasar sebesar Rp. 33,150,000,000 (19.500 ton x 1.000 kg x Rp. 1.700).


Biaya panen (overhead) yang dikeluarkan sebagai berikut:

#. Ongkos tenaga kerja langsung sebesar Rp. 195.000.000, Pajak Terutang (PPh Pasal 21) = Rp. 3.000.000 (Asumsi).

#. Biaya transportasi Rp. 50.000.000.


Jurnal Penyelesaian (dalam ribuan rupiah):


Dr - Persediaan -

        Bahan Baku Utama -

        Produk Agrikultur -

        Tandan Buah Segar

        Inti   33.395.000

Cr -     Pendapatan Lainnya -

            Keuntungan (Kerugian)

            Hasil Agrikultur Aset

            Biologis   33.150.000

Cr -     Utang Jangka Pendek -

            Beban Akrual -

            Utang Gaji -

            Tenaga Kerja

            Langsung    192.000

Cr -     Utang Jangka Pendek -

            Beban Akrual -

            Utang PPh

            Pasal 21            3.000

Cr -     Bank               50.000


Catatan:

TBS yang dihasilkan dari Perkebunan Plasma masuk ke dalam akun ‘Tandan Buah Segar Plasma’.


Lihat: 🔰 ED PSAK 69: Agrikultur.

………

Back to Content ↑

5. Produksi Minyak Kelapa Sawit (CPO):

Pada Bulan Desember 2018, proses produksi minyak kelapa sawit setelah panen pada Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit PT. Nirmala Agro Lestari datanya sebagai berikut:


Departement Pemotongan dan Pengolahan:

- Ongkos tenaga kerja langsung Departemen Pemotongan sebesar Rp. 245.000.000, Pajak Terutang sebesar Rp. 5.000.000.


- Ongkos tenaga kerja langsung Departemen Pengolahan sebesar Rp. 250.000.000, Pajak Terutang sebesar Rp. 6.000.000.


- Total Biaya Overhead sebesar Rp. 288.000.000, terdiri dari:


1. Beban Penyusutan Gedung Produksi = Rp. 200.000.000

2. Beban Penyusutan Peralatan Produksi = Rp. 50.000.000

3. Beban Air, Telp, dan ListrikProduksi = Rp. 18.000.000

4. Gaji Pengawas Produksi = Rp. 15.000.000, 

    Pajak Terutang = Rp. 2.000.000

5. Biaya Overhead Lainnya = Rp. 5.000.000


Data Penggunaan Produk Agrikultur dan Hasil Produksi:

- Tandan Buah Segar Inti sebanyak 10.000 ton.


- Jumlah yang menyusut pada tahap pemotongan (TBS Kosong) sebesar 20 ton.


- Jumlah yang hilang pada tahap pemotongan adalah 3 ton.


- Jumlah yang hilang pada tahap pengolahan yaitu 2 ton.


 - Sisa TBS pada Departement Pemotongan dan Pengolahan senilai 2.000 ton.


- Jumlah Biji Sawit (Kernel) sebanyak 1.000 ton ditransfer ke Pabrik Pengolahan Inti Sawit.


- Serat (Bahan Selulosa Pembuatan Kertas) sebanyak 200 ton.


- Jumlah Cangkang TBS sebesar 2.500 ton. Asumsi: Cangkang tersebut tidak diolah menjadi Rendemen Arang Kelapa Sawit, tapi untuk dijual saja.


Jurnal Penyelesaian (dalam ribuan rupiah):

Produksi CPO:

Harga Perolehan Tandan Buah Segar Inti/Ton =

Rp. 33,395,000,000 : 19.500 ton = Rp. 1.712.564

Nilai Produksi TBS Inti =

Rp. 1.712.564 x 10.000 ton = Rp. 17,125,640,000


Penggunaan TBS dalam Proses Produksi CPO:


Dr - Persediaan -

        Barang Dalam

        Proses -

        Produksi

        CPO  17.125.640

Cr -     Persediaan -

            Bahan Baku Utama -

            Produk Agrikultur -

            Tandan Buah

            Segar Inti  17.125.640


Ongkos Tenaga Kerja Langsung Departemen Pemotongan:


Dr - Persediaan -

        Barang Dalam

        Proses -

        Produksi

        CPO  245.000

Cr -     Utang Jangka Pendek -

            Beban Akrual -

            Utang Gaji -

            Tenaga Kerja

            Langsung   240.000

Cr -     Utang Jangka Pendek -

            Beban Akrual -

            Utang PPh

            Pasal 21             5.000


Ongkos Tenaga Kerja Langsung Departemen Pengolahan:


Dr - Persediaan -

        Barang Dalam

        Proses -

        Produksi

        CPO  250.000

Cr -     Utang Jangka Pendek -

            Beban Akrual -

            Utang Gaji -

            Tenaga Kerja

            Langsung   244.000

Cr -     Utang Jangka Pendek -

            Beban Akrual -

            Utang PPh

            Pasal 21             6.000


Penyusutan Gedung dan Peralatan Pabrik:


Dr - Persediaan -

        Barang Dalam

        Proses -

        Produksi

        CPO  250.000

Cr -     Akumulasi Penyusutan -

            Gedung Pabrik

            Pengolahan Kelapa

            Sawit     200.000

Cr -     Akumulasi Penyusutan -

            Peralatan Pabrik

            Pengolahan Kelapa

            Sawit        50.000


Beban Air, Telp, dan Listrik Produksi:


Dr - Persediaan -

        Barang Dalam

        Proses -

        Produksi

        CPO  18.000

Cr -     Bank   18.000


Gaji Penyelia (Pengawas Produksi):


Dr - Persediaan -

        Barang Dalam

        Proses -

        Produksi

        CPO  15.000

Cr -     Utang Jangka Pendek -

            Beban Akrual -

            Utang Gaji -

            Tenaga Kerja Tidak

            Langsung      13.000

Cr -     Utang Jangka Pendek -

            Beban Akrual -

            Utang PPh

            Pasal 21            2.000


Biaya Overhead Lainnya:


Dr - Persediaan -

        Barang Dalam

        Proses -

        Produksi

        CPO   5.000

Cr -     Perlengkapan

            Produksi   5.000


Kerugian atas TBS (hilang):


Nilai Kerugian Tahap Pemotongan =

Rp. 1.712.564 x 3 ton = Rp. 5.137.692

Nilai Kerugian Tahap Pengolahan =

Rp. 1.712.564 x 2 ton = Rp. 3.425.128

Total Kerugian = Rp. 8.562.820


Dr - Beban Operasional -

        Beban Kerugian

        Produksi  8.563

Cr -     Persediaan -

            Barang Dalam

            Proses -

            Produksi CPO   8.563


Catatan:

#. Menyusutnya nilai TBS sebanyak 20 ton bukan merupakan kerugian yang harus dipisahkan dari nilai Barang Dalam Proses, tetapi akan menaikan Harga Pokok Produksi (CPO) Per Kg. Menyusut dalam proses pemotongan bisa disebabkan karena bagian - bagian yang tidak dapat digunakan atau TBS kosong isinya. Namun walaupun TBS kosong, cangkang dan serat dapat digunakan untuk keperluan produksi atau dijual.

#. Kerugian produksi karana jumlah TBS yang hilang, bukan merupakan beban fiskal.


Barang Jadi:

1. Minyak Kelapa Sawit (CPO):

Total Barang Dalam Proses =

Rp. 17,125,640,000 + Rp. 245.000.000 +

Rp. 250.000.000 + Rp. 250.000.000 +

Rp. 18.000.000 + Rp. 15.000.000 + 

Rp. 5.000.000 - Rp. 8.562.820 =

Rp. 17,900,077,180


Nilai Sisa TBS (BDP Awal) Akhir =

Rp. 1.712.564 x 2.000 ton = Rp. 3.425.128.000


Kernel Terkumpul =

Rp. 1.712.564 x 1.000 ton = Rp. 1.712.564.000


Cangkang Terkumpul =

Rp. 1.712.564 x 2.500 ton = Rp. 4.281.410.000


Serat (Bahan Selulosa) Terkumpul =

Rp. 1.712.564 x 200 ton = Rp. 342.512.800


Harga Pokok Produksi atau Nilai Barang Jadi (Minyak Kelapa Sawit) =


Rp. 17,900,077,180 - Rp. 3.425.128.000 -

Rp. 1.712.564.000 - Rp. 4.281.410.000 -

Rp. 342.512.800 = Rp. 8.138.462.380


Jumlah Produksi Minyak Kelapa Sawit =

10.000 ton - 25 ton (Hilang dan Menyusut) = 9.975 ton


Jumlah Barang Jadi Minyak Kelapa Sawit = 9.975 ton - 2.000 ton (BDP) - 1.000 ton (Kernel) - 2.500 ton (Cangkang) - 200 ton (Serat)  = 4.275 ton


Dr - Persediaan -

        Barang Jadi -

        CPO (Crude Palm

        Oil)   8.138.462

Cr -     Persediaan -

            Barang Dalam

            Proses -

            Produksi CPO   8.138.462


Nilai Sisa BDP (setelah Jurnal Penyesuaian Barang Jadi) = Rp. 17,900,077,180 - Rp. 8.138.462.380 = Rp. 9.761.614.800


Asumsi:

1 Ton TBS menghasilkan rata - rata 140 sampai dengan 220 kg CPO (Crude Palm Oil), dan berdasarkan hasil perhitungan fisik yang dilakukan, 4.275 ton (TBS) menghasilkan CPO = 940.000 Kg. CPO/Kg = Rp. 8.138.462.380/940.000 Kg = Rp. 8.658.


Persediaan Cangkang:


Nilai Cangkang TBS Hasil Olahan CPO =

Rp. 1.712.564 x 2.500 ton = Rp. 4.281.410.000


Dr - Persediaan -

        Bahan Baku Utama -

        Cangkang TBS   4.281.410

Cr -     Persediaan -

            Barang Dalam

            Proses -

            Produksi CPO      4.281.410


Persediaan Serat (Bahan Selulosa):


Nilai Serat =

Rp. 1.712.564 x 200 ton = Rp. 342.512.800


Dr - Persediaan -

        Bahan Baku Utama -

        Serat (Bahan

        Selulosa)  342.513

Cr -     Persediaan -

            Barang Dalam

            Proses -

            Produksi CPO   342.513

-----------------

Back to Content ↑


6. Produksi Minyak Inti Sawit (PKO):

Data Produksi Minyak Inti Sawit (PKO - Palm Kernel Oil) pada Pabrik Pengolahan Inti Sawit sebagai berikut:


- Transfer Kernel (transfer dari Pabrik 

   Pengolahan Kelapa Sawit) = 1.000 ton.

- Kernel Awal = 1.000 ton

- Kernel Tersedia = 2.000 ton

- Kernel Akhir =

  Rp. 1.712.564 x 500 ton = Rp. 856.282.000

- BDP Awal = Rp. 1.766.964

- BDP Akhir = Rp. 0

- Produksi Kernel = 1.500 ton (1.500.000 kg)

- Nilai Produksi Kernel =

  Rp. 1.712.564 x 1.500 ton = Rp. 2.568.846.000

- Upah Tenaga Kerja Langsung = Rp. 9.000.000, 

  Pajak Terutang = Rp. 400.000

- Beban Penyusutan Gedung Produksi = Rp. 20.000.000

- Biaya Penyusutan Peralatan Produksi 

  (Alat Pemurnian (Refinery), Fraksinasi, dll) =

  Rp. 5.000.000

- Beban Air, Telp, dan Listrik Produksi = 

  Rp. 10.000.000

- Gaji Pengawas Produksi = Rp. 10.000.000, 

  Pajak Terutang = Rp. 500.000

- Biaya Overhead Lainnya = Rp. 400.000


Info Lain:


Hasil Produksi Kernel:

1. PKO = 400 ton (400.000 Kg)


Hasil Produk Sampingan Pengolahan Kernel selain PKO (Palm Kernel Oil) adalah:


2. PKE (Palm Kernel Expeller) = 150 ton (150.000 Kg)

3. PKM (Palm Kernel Meal) = 100 ton (100.000 Kg)


Jurnal Penyelesaian (dalam ribuan rupiah):

2. Minyak Inti Sawit (PKO):

Transfer Kernel =

Rp. 1.712.564 x 1.000 ton = Rp. 1.712.564.000


Dr - Persediaan -

        Bahan Baku Utama -

        Produk Agrikultur -

        Kernel  1.712.564

Cr -     Persediaan -

            Barang Dalam

            Proses -

            Produksi CPO   1.712.564


Catatan:

Saldo BDP Akhir (setelah penyesuaian) Produksi CPO = Rp. 9.761.614.800 - Rp. 4.281.410.000 (Cangkang TBS) - Rp. 342.512.800 (Serat) - Rp. 1.712.564.000 (Kernel) = Rp. 3.425.128.000 (TBS Akhir)


Transfer Kernel = Rp. 1.712.564.000


Dr - Persediaan -

        Barang Dalam Proses -

        Produksi PKO, PKE

        dan PKM   1.712.564

Cr -     Persediaan -

            Bahan Baku Utama -

            Produk Agrikultur -

            Kernel         1.712.564


Upah Tenaga Kerja Langsung = Rp. 9.000.000

Pajak Terutang = Rp. 400.000


Dr - Persediaan -

        Barang Dalam Proses -

        Produksi PKO, PKE

        dan PKM   9.000

Cr -     Utang Jangka Pendek -

            Beban Akrual -

            Utang Gaji -         

            Tenaga Kerja Tidak

            Langsung           8.600

Cr -     Utang Jangka Pendek -

            Beban Akrual -

            Utang PPh

            Pasal 21                   400


Penyusutan Gedung dan Peralatan Pabrik:


Dr - Persediaan -

        Barang Dalam

        Proses -

        Produksi PKO, PKE

        dan PKM   25.000

Cr -     Akumulasi Penyusutan -

            Gedung Pabrik

            Pengolahan Inti

            Sawit            20.000

Cr -     Akumulasi Penyusutan -

            Peralatan Pabrik

            Pengolahan Inti

            Sawit              5.000


Beban Air, Telp, dan Listrik Produksi:


Dr - Persediaan -

        Barang Dalam

        Proses -

        Produksi PKO, PKE

        dan PKM   10.000

Cr -     Bank          10.000


Gaji Penyelia (Pengawas Produksi):


Dr - Persediaan -

        Barang Dalam

        Proses -

        Produksi PKO, PKE

        dan PKM   10.000

Cr -     Utang Jangka Pendek -

            Beban Akrual -

            Utang Gaji -

            Tenaga Kerja Tidak

            Langsung    9.500

Cr -     Utang Jangka Pendek -

            Beban Akrual -

            Utang PPh

            Pasal 21           500


Biaya Overhead Lainnya:


Dr - Persediaan -

        Barang Dalam

        Proses -

        Produksi PKO, PKE

        dan PKM   400

Cr -     Perlengkapan

            Produksi    400


Hasil Produksi PKO, PKE, dan PKM:


Barang Dalam Proses =

Rp. 2.568.846.000 (Produksi Kernel) +

Rp. 1.766.964.000 (BDP Awal) +

Rp. 9.000.000 + Rp. 25.000.000 +

Rp. 10.000.000 + Rp. 10.000.000 +

Rp. 400.000 = Rp. 4.390.210.000


BDP Akhir = Rp. 0


Harga Pokok Produksi atau Nilai Barang Jadi (Minyak Inti Kelapa Sawit) =


Rp. 4.390.210.000 - Rp. 0 = Rp. 4.390.210.000


Hasil Perhitungan Fisik PKO dalam Kg = 400.000 Kg

Hasil Perhitungan Fisik PKE dalam Kg = 150.000 Kg

Hasil Perhitungan Fisik PKM dalam Kg = 100.000 Kg


Total Harga Pokok Produksi =

Rp. 4.390.210.000 : 650.000 Kg = Rp. 6.754


Harga Pokok Produksi PKO =

Rp. 6.754 x 400.000 Kg = Rp. 2.701.600.000


Harga Pokok Produksi PKE (Palm Kernel Expeller) =

Rp. 6.754 x 150.000 Kg = Rp. 1.013.100.000


Harga Pokok Produksi PKM (Palm Kernel Meal) =

Rp. 6.754 x 100.000 Kg =

Rp. 675.400.000 + Rp. 110.000 (Selisih Pembulatan) = 

Rp. 675.510.000


Dr - Persediaan -

        Barang Jadi -

        PKO (Palm Kernel

        Oil)   2.701.600

Cr -     Persediaan -

            Barang Dalam

            Proses -

            Produksi PKO, PKE

            dan PKM   2.701.600


Dr - Persediaan -

        Barang Jadi -

        PKE (Palm Kernel

        Expeller)   1.013.100

Cr -     Persediaan -

            Barang Dalam

            Proses -

            Produksi PKO, PKE

            dan PKM     1.013.100


Dr - Persediaan -

        Barang Jadi -

        PKM (Palm Kernel

        Meal)   675.510

Cr -     Persediaan -

            Barang Dalam

            Proses -

            Produksi PKO, PKE

            dan PKM  675.510

-----------------

Back to Content ↑


7. Produksi Olein:

Data Produksi Olein pada Pabrik Pengolahan Minyak Sawit:


Produksi Olein = 500 ton (500.000 Kg)


Bahan Baku:

Bahan Utama:

*) CPO =

    Rp. 8.658 x 500.000 Kg = Rp. 4.329.000.000

*) Upah Tenaga Kerja Langsung = Rp. 20.000.000, 

    Pajak Terutang = Rp. 2.000.000


Biaya Overhead Produksi:

Bahan Pendukung:

*) Phosporit Acid (H3PO4) = Rp. 8.000.000

*) Bleaching Earth = Rp. 6.000.000

*) Citrid Acid = Rp. 5.000.000


- Beban Penyusutan Gedung Produksi = Rp. 30.000.000


- Biaya Penyusutan Peralatan Produksi 

  (Alat Pemurnian (Refinery), Fraksinasi, dll) =

  Rp. 10.000.000


- Beban Air, Telp, dan Listrik Produksi = Rp. 15.000.000

- Gaji Pengawas Produksi = Rp. 10.000.000, 

  Pajak Terutang = Rp. 500.000

- Biaya Overhead Lainnya (Kemasan, dll) = Rp. 15.000.000

- Sisa Produksi CPO = Rp. 0

- Total Biaya Produksi = Rp. 4.448.000.000


Jurnal Penyelesaian (dalam ribuan rupiah):

3. Olein:

Jurnal Gabungan:


Dr - Persediaan -

        Barang Dalam

        Proses -

        Produksi

        Olein  4.448.000

Cr -     Persediaan -

            Barang Jadi -

            CPO (Crude Palm

            Oil)              4.329.000

Cr -     Persediaan -

            Bahan Pendukung -

            Phosporit Acid

            (H3PO4)            8.000

Cr -     Persediaan -

            Bahan Pendukung -

            Bleaching

            Earth                  6.000

Cr -     Persediaan -

            Bahan Pendukung -

            Citrid Acid         5.000

Cr -     Akumulasi Penyusutan -

            Gedung Pabrik

            Pengolahan Minyak

            Sawit                30.000

Cr -     Akumulasi Penyusutan -

            Peralatan Pabrik

            Pengolahan Minyak

            Sawit                 10.000

Cr -     Utang Jangka Pendek -

            Beban Akrual -

            Utang Gaji -

            Tenaga Kerja

            Langsung        18.000

Cr -     Utang Jangka Pendek -

            Beban Akrual -

            Utang Gaji -

            Tenaga Kerja Tidak

            Langsung          9.500

Cr -     Utang Jangka Pendek -

            Beban Akrual -

            Utang PPh

            Pasal 21               2.500

Cr -     Perlengkapan

            Produksi           15.000

Cr -     Bank                  15.000


Hasil Produksi Olein 500.000 Kg:


Barang Dalam Proses = Rp. 4.448.000.000

Sisa CPO Akhir = Rp. 0

Olein = Rp. 4.448.000.000

Harga Pokok Produksi Olein Per Kg =

Rp. 4.448.000.000 : 500.000 Kg = Rp. 8.896


Dr - Persediaan -

        Barang Jadi -

        Turunan CPO -

        Olein   4.448.000

Cr -     Persediaan -

            Barang Dalam

            Proses -

            Produksi

            Olein     4.448.000


Catatan:

Perhitungan dan jurnal atas produk turunan CPO dan PKO lainnya sama seperti ilustrasi di atas. 


Lihat: 👉 Proses Pembuatan Minyak Kelapa Sawit.

………

Back to Content ↑

8. Laporan Harga Pokok Produksi (dalam ribuan rupiah):




Catatan:

#. Harga Pokok Produksi merupakan Nilai Persediaan Barang Jadi.

#. Biaya Bensin bukan merupakan Biaya Transportasi, tapi Biaya Overhead Produksi.

#. Penentuan Harga Pokok Produksi di atas menggunakan Metode Full Costing yang terdiri dari biaya bahan baku, tenaga kerja langsung dan biaya overhead (variable maupun tetap). Sedangkan metode variable costing sama perhitungannya dengan full costing namun tanpa diikuti biaya overhead tetap.

#. Dalam hal produksi barang dilakukan setiap bulan, maka beban penyusutan pertahun dibagi 12 bulan sebagai komponen biaya produksi. Apabila produksi barang terjadi secara tidak teratur (tidak setiap bulan), maka beban penyusutan dapat diakui sebagai biaya produksi pada produksi terakhir di tahun berjalan.

#. Nilai Persediaan Barang Jadi dan Harga Pokok Penjualan berikutnya dapat dihitung dengan Metode Rata - Rata (Moving Average).


Ilustrasi: Pada bulan akhir Mei 2020 harga pokok produksi adalah Rp. 8.138.462.380, dengan hasil produksi sebanyak 940.000 Kg, dan sisa CPO Akhir sebesar 400.000 Kg. Kemudian, pada awal Juni 2020 harga pokok produksi adalah Rp. 7.129.579.810, dengan hasil produksi sebanyak 1.000.000 Kg.


Jurnal Produksi Barang Jadi pada awal Juni 2020:


Dr - Persediaan -

        Barang Jadi -

        CPO (Crude Palm

        Oil)   7.129.580

Cr -     Persediaan -

            Barang Dalam

            Proses -

            Produksi CPO  7.129.580


Saldo Barang Jadi CPO setelah jurnal penyesuaian:


Rp. 4.329.000.000 + Rp. 7.129.579.810 = 

Rp. 11,458,579,810


Asumsi: Pada pertengahan juni 2020, terdapat penjualan minyak CPO sebanyak 200.000 Kg kepada pihak ketiga, dengan harga jual pasar sebesar Rp. 9.500.


Jurnal Penyelesaian (dalam ribuan rupiah):


Biaya CPO/Kg (Mei) =

Rp. 8.138.462.380 : 940.000 Kg = Rp. 8.658

Sisa CPO Akhir =

Rp. 8.658 x 500.000 Kg = Rp. 4.329.000.000

Biaya CPO/Kg (Juni) =

(Rp. 4.329.000.000 + Rp. 7.129.579.810) : 1.500.000 Kg = 

Rp. 7.639

Nilai Penjualan =

Rp. 9.500 x 200.000 Kg = Rp. 1.900.000.000

Harga Pokok Penjualan (Cost of Goods Sold) =

Rp. 7.639 x 200.000 Kg = Rp. 1.527.800.000


Dr - Pihak Ketiga -

        Piutang

        Usaha  1.900.000

Cr -     Pendapatan

            Operasional -

            Penjualan 

            CPO          1.900.000


Dr - Harga Pokok

        Penjualan -

        CPO  1.527.800

Cr -     Persediaan -

            Barang Jadi -

            CPO (Crude Palm

            Oil)      1.527.800

………

Back to Content ↑


9. Aset Biologis Perkembangbiakan Sapi:


Tanggal 27 Januari 2018, membeli 20 ekor sapi seharga Rp. 300.000.000. Dan hasil dari perkembangbiakan sapi sebelumnya adalah sebagai berikut:


- Sapi yang baru lahir 10 ekor, harga pasar sebesar Rp. 5.000.000/sapi.


- Sapi usia 2 tahun 15 ekor, harga pasar sebesar Rp. 7.000.000. Nilai Tercatat (Carrying Amount) sebesar Rp. 75.000.000.


- Sapi usia 4 tahun 100 ekor, harga pasar sebesar Rp. 15.000.000. Nilai Tercatat (Carrying Amount) sebesar Rp. 1.300.000.000.


- Susu (Produk Agrikultur) yang dihasilkan dari 90 ekor sapi per harinya adalah 750 liter, harga pasar Rp. 5.000/liter. Susu tersebut langsung dijual ke supplier pada harga tersebut.


Jurnal Penyelesaian (dalam ribuan rupiah):

Pembelian Sapi:

Dr - Aset Biologis -

        Sapi Perah  300.000

Cr -     Bank              300.000


Catatan: Aset Biologis berupa Sapi Perah tidak disusutkan.


Hasil Perkembangbiakan Aset Biologis (Sapi Perah):


Baru Lahir =

Rp. 5.000.000 x 10 ekor = Rp. 50.000.000

Usia 2 tahun =

Rp. 7.000.000 x 15 ekor = Rp 105.000.000

Nilai Tercatat (Carrying Amount) = 

Rp. 75.000.000

Peningkatan (Penurunan) Nilai

Wajar Aset Biologis = Rp. 30.000.000

Usia 4 tahun =

Rp. 15.000.000 x 100 ekor = Rp 1.500.000.000

Nilai Tercatat (Carrying Amount) =

Rp. 1.300.000.000

Peningkatan (Penurunan) Nilai Wajar Aset Biologis =

Rp. 200.000.000

Total Peningkatan (Penurunan) Nilai Wajar Aset Biologis =

Rp. 230.000.000


Dr - Aset Biologis -

        Sapi Perah  230.000

Cr -     Pendapatan Lainnya -

            Peningkatan (Penurunan) Nilai

            Wajar Aset Biologis  230.000


Produk Agrikultur (Susu) dari Aset Biologis (Sapi Perah):


Susu Sapi =

Rp. 5.000 x 750 Liter = Rp. 3.750.000


Dr - Persediaan -

        Bahan Baku -

        Produk Agrikultur -

        Susu Sapi

        Segar  3.750

Cr -     Pendapatan Lainnya -

            Keuntungan (Kerugian)

            Hasil Agrikultur Aset

            Biologis   3.750


Penjualan Susu Sapi:

Dr - Bank  3.750

Cr -     Persediaan -

            Bahan Baku -

            Produk Agrikultur -

            Susu Sapi

            Segar    3.750


Dr - Beban Pokok Pendapatan -

        Harga Pokok

        Susu Sapi   3.750

Cr -     Pendapatan Operasional -

            Penjualan Susu Sapi   3.750

-----------------

Back to Content ↑


10. Serah Terima Perkebunan Plasma:

Tanggal 10 Januari 2022, serah terima Perkebunan Plasma dilakukan dengan petani plasma melalui koperasi dengan cicilan pembayaran berupa hasil panen sebagai berikut:


Nilai Perolehan Perkebunan Plasma Dalam Pengembangan = Rp. 300.000.000 (Lahan Perkebunan) + Rp. 2.135.000.000 (Biaya Pengembangan) = Rp. 2.435.000.000


Data Akumulasi Penyusutan sebagai berikut:


Tahun Pertama = Rp. 37.350.000

Tahun kedua = Rp. 61.981.579

Tahun Ketiga = Rp. 89.759.357

Tahun keempat = Rp. 129.465.239

Total Akumulasi Penyusutan = Rp. 318.556.175


Saldo Bersih Perkebunan Plasma

Dalam Pengembangan (setelah akumulasi) =

Rp. 2.116.443.825


Talangan Biaya Panen = Rp. 20.000.000

Hasil Panen TBS = 78 Ton

Nilai Pasar TBS =

Rp. 1.700 x 78.000 kg = Rp. 132.600.000


Jurnal Penyelesaian (dalam ribuan rupiah):

Penyerahan Kebun Plasma:

Dr - Piutang

        Plasma                  2.116.444

Dr - Akumulasi Penyusutan -

        Perkebunan Plasma Dalam

        Pengembangan    318.556

Cr -     Perkebunan

            Plasma Dalam

            Pengembangan       2.435.000


Dana Talangan Panen TBS:

Dr - Piutang

        Plasma   20.000

Cr -     Bank        20.000


Penerimaan Hasil Panen:

Dr - Persediaan -

        Bahan Baku -

        Produk Agrikultur -

        Tandan Buah

        Segar Plasma  132.600

Cr -     Piutang Plasma   132.600


Catatan:

#. Perhitungan Beban dan Akumulasi Penyusutan Perkebunan Plasma Dalam Pengembangan di atas dimulai saat tanaman belum menghasilkan Tandan Buah Segar. Dan dapat disimpulkan bahwa perhitungan tersebut tidak memberatkan petani plasma.

#.  Saldo Bersih Piutang Plasma = Rp. 2.116.443.825 + Rp. 20.000.000 - Rp. 132.600.000 = Rp. 2.003.843.825.

#. Keuntungan (Kerugian) Hasil Agrikultur Aset Biologis, serta Peningkatan (Penurunan) Nilai Wajar Aset Biologis merupakan Pendapatan Fiskal.


#. Lihat:

🔎 Laporan Keuangan PT. Astra Agro Lestari Tbk dan Entitas Anak

🔎 Laporan Tahunan (Annual Report) 2019 - PT. Astra Agro Lestari Tbk



#. Artikel Terkait:

🔰 Penyusutan, Amortisasi, Deplesi, dan Akuntansi Pajak Tangguhan



#. Artikel Terbaru:

Posting Komentar

0 Komentar